Coretan Basayev: Juli 2020
Spanduk Corona

Spanduk Corona


Jon Koplo berkunjung ke rumah Tom Gembus, temannya yang tinggal di daerah Weru, Sukoharjo. Cukup lama ia tidak main ke sana karena pandemi Covid-19 yang membuatnya bersabar tidak keluar rumah.

Bahkan Lebaran tahun ini dia urungkan niat silaturahmi ke rumah Tom Gembus, meski tempat tinggal mereka berada di satu kabupaten.

Jon Koplo datang dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, yakni menggunakan masker. Di depan rumah Gembus juga ada padasan air dan sabun yang disediakan untuk cuci tangan. Gembus menyambutnya sambil bercanda boleh apa tidak bersalaman. Lama tidak bersua, Koplo merasa tidak afdal jika tidak salaman.


Keduanya mengobrol di ruang tamu, sambil menikmati teh hangat bikinan Lady Cempluk, istri Gembus. Tak berselang lama, terdengar suara azan zuhur dari masjid. “Sudah azan, yuk kita berjemaah ke masjid dulu,” ajak Gembus yang memang rajin ke masjid.

Mendengar ajakan itu, Jon Koplo agak segan. Koplo sadar sedang berada jauh dari rumah dan pikir-pikir untuk masuk ke tempat umum di tengah pandemi. Cempluk lekas berkata, “Saya ambilkan sajadah dulu. Jemaah di masjid sini diharuskan pakai masker dan bawa sajadah dari rumah, Mas Koplo.”

Mendadak Koplo baru ingat saat lewat perempatan masjid tadi ada spanduk bertulis “Selama masa pandemi Covid-19 masjid ini hanya untuk berjamaah warga sekitar saja”. Lekas dia berkata kepada Gembus, “Bukannya masjid sini tidak boleh untuk orang luar, Mbus? Tadi aku baca spanduknya.”

“Ah, itu spanduk dari sejak awal corona, Plo. Sekarang kan sudah new normal, sudah boleh buat siapa saja, asalkan tetap pakai masker,” kata Gembus mematahkan alasan temannya.

Koplo tak menolak lagi. Diikutinya Gembus yang berwudu di padasan depan rumah.. Lady Cempluk sudah menyiapkan dua sajadah untuk suami dan temannya itu. Tak berapa lama kemudian kedua sohib karib itu berjalan kaki ke masjid yang jaraknya memang dekat.


Saat sampai perempatan, Koplo bermaksud menunjuk spanduk yang tadi dilihatnya. Ternyata spanduk itu jatuh karena talinya terlepas. Mungkin ada angin yang meniupnya hingga tali rafia yang mengikatnya putus dan spanduk itu nglumbruk di tepi jalan. “Lho, spanduknya putus, Mbus,” ujar Koplo.

Gembus baru menyadarinya. “Wealah, iya. Ini pasti gara-gara kehadiranmu, Plo. Spanduknya jatuh. Berarti aturannya tidak dilanggar. Kan sudah tidak ada larangan untuk orang luar. Hahaha,” canda Gembus.

“Kok bisa begitu ya, Mbus? Ada-ada saja kamu tuh.” Keduanya tertawa bersama sambil meneruskan jalan ke masjid.

Pengirim: Wakhid Syamsudin
Weru, Sukoharjo


Dimuat di Harian Umum Solopos edisi 28 Juli 2020.

Poorna, Penakluk Everest Termuda


Sebuah film inspiratif berjudul Poorna. Diangkat dari kisah nyata tentang Poorna Malavath yang diperankan oleh Aditi Inamdar, seorang gadis miskin dari keluarga suku berbahasa Telugu di daerah Pakala, distrik Nizamabad di negara bagian Telangana di India, yang berhasil mencatatkan rekor sebagai pendaki puncak Everest termuda pada usia 13 tahun 11 bulan atau hitung saja 14 tahun.

Semangat belajar Poorna di tengah kemiskinan dikobarkan oleh Priya, sahabat, kakak sepupu, sekaligus tetangga sebelah rumah, yang mengenalkannya pada mimpi bersekolah. Priya sendiri harus menerima nasib sebagai gadis suku dengan kenyataan adat yakni dinikahkan muda oleh orang tuanya, yang memupus impian dan cita-citanya.

Poorna belajar di sebuah lembaga pendidikan masyarakat Kesejahteraan Sosial Negara yang para gurunya identik dengan datang terlambat dan jatah makan yang tak memperhatikan gizi. Poorna sempat kabur dari sekolah karena tidak tahan dengan perlakuan yang diterima murid-murid di sana. Dibujuk oleh Dr.R.S. Praveen Kumar yang dibintangi Rahul Bose, sang sutradara, yang menjadi pendidik baru di lembaga tersebut, Poorna pun kembali ke tempat belajarnya itu.

Salah satu adegan Poorna bersama Praveen Kumar.
Awalnya ketika liburan, Poorna nyaris pulang ke kampungnya, saat itulah Priya menelepon dan menyarankan agar ia jangan pulang karena orang tuanya berniat mengawinkannya. Poorna mengurungkan kepulangan dan tanpa berpikir panjang lekas bergabung kelompok ekstrakurikuler panjat tebing yang hendak berlatih. Dan di situlah ia ternyata menemukan sebuah kenyataan bahwa ia memiliki bakat alami memanjat tebing, dan itu diketahui Praveen Kumar.

Cerita runut seputar perjuangan menjadi atlet panjat tebing, di antara bayangan rencana kawin muda oleh keluarganya, tarik-ulur dukungan pemerintah saat hendak membentuk tim ekspedisi Everest, bahkan kematian Priya saat melahirkan yang membuatnya shock, membuat film ini penuh warna. Lebih asyik ditonton sendiri daripada diceritakan di sini.

Poorna di puncak Everest
Sepanjang film, banyak pelajaran berharga tentang mimpi dan cita-cita. I wanted to prove that girls could do anything, that social welfare students could do anything, begitu semangat yang berkobar di dada Poorna. Saya ingin membuktikan bahwa anak perempuan dapat melakukan apa saja, bahwa siswa kesejahteraan sosial dapat melakukan apa saja.

Kutipan lain dari pesan yang disampaikan pelatih tim adalah: "Tidak ada yang datang dan pergi lebih dulu dalam pendakian, yang ada kita mendaki bersama."

Poorna Malavath dalam kehidupan nyata.
Ending film ini adalah pada tanggal 25 Mei 2014, di mana Poorna Malavath dan kawannya yang berusia 16 tahun, berasal dari kasta terendah Dalit, berhasil mendaki bersama 10 penunjuk jalan asal Nepal dan dengan bangga mengibarkan bendera India di puncak Everest.

Judul: Poorna
Rilis: 31 Maret 2017
Negara: India
Bahasa: Hindi
Sutradara: Rahul Bose
Produser: Rahul Bose, Amit Patni
Pemeran: Aditi Inamdar, Harsha Vardhan, S. Maria, Rahul Bose
Sinematografi: Subhransu Das
Distributor: Pvr Pictures.
Sharing Keseruan Nge-Blog Bersama Nova Nodiwa

Sharing Keseruan Nge-Blog Bersama Nova Nodiwa




Novarina Dian Wardani, author blog www.nodiwa.com berbagi kisah seru menekuni dunia kepenulisan di blog. Sesuai pengakuannya, pertama kali bikin blog pada tahun 2013, dan sempat dianggurin begitu saja, karena tidak tahu harus diapakan. Barulah 2016, mulai buat postingan, seiring bergabungnya ia pada komunitas yang mewajibkan anggotanya untuk membuat postingan setiap hari.

Tahun itu juga nama blog yang awalnya www.nodiwa.blogspot.com, berubah menjadi www.nodiwa.com, alias memakai domain yang berbayar. Saat itu Nova sudah mulai merasa nyaman dengan blog, bergabung dengan beberapa komunitas blogger, dan banyak info job dari komunitas-komunitas tersebut.

Job itu adalah menulis untuk diposting di blog, dan salah satu syaratnya adalah harus menggunakan blog dengan domain berbayar. Nova mengaku, saat itu, harga domain yang ia beli 125 ribu untuk setahun masa penggunaan.

"Job aku yang pertama datang dari stimuno. Saat itu, aku seperti tak percaya, brand ternama yang sedang campaign juga menjatuhkan pilihan dengan mengirim email padaku," kisahnya.

Wanita yang sehari-hari bekerja sebagai salah seorang ASN di Inspektorat Daerah Nganjuk ini, pada job perdana harus membuat postingan di blog, menulis tentang stimuno berupa review produk minimal 500 kata. "Aku akan dapat fee sebesar 100 ribu dan gratis produk stimuno untuk ku-review," kenangnya. "Pas dapat transferan, seneng banget dong. Meski bagi orang lain itu receh banget."

Postingan di www.nodiwa.com sebagian berisi review produk. Kadang karena ia memang pemakai produk itu, kadang dapat kiriman produk untuk di-review. "Lambat laun, ada yang melirik blog aku. Lantas menawarkan kerjasama," syukurnya. "Alhamdulillah, aku pernah bekerja sama dengan beberapa marketplace seperti Blibli dan Tokopedia. Ada juga Mataharimall.com. Kadang dapat produk gratis juga."

Kata Nova, fee dari job ini, tidak melulu transferan. Kadang berupa voucher yang bisa digunakan untuk belanja di marketplace yang menawarkan job.

Selain me-review, hingga kini, blog Nova masih dipercaya untuk job placement, di mana artikel sudah disediakan, tinggal publish di blog, dan dapat transferan. Blog itu mirip bikin postingan di media sosial semacam instagram dan facebook. Blog bertema khusus, cenderung sering dapat job. "Semua butuh proses dan perjuangan," ungkapnya.

Nova mengatakan, semua postingan harus mencerminkan blog yang nantinya jadi brand kita. "Bagiku, aku bikin postingan ya bikin aja. Nulis ya nulis aja. Ntar kalo ada yang nawarin kerjasama, alhamdulilah. Anggap bonus dari Allah."

Nova juga mengaku untuk konsisten menulis di blog memang tidak mudah baginya. Berbekal motivasi ingin berbagi lewat tulisan untuk dibaca banyak orang, ia pun menekuninya. "Yang diperlukan untuk berbisnis lewat tulisan adalah keyakinan kuat, konsisten dan tidak mudah menyerah," ungkapnya.

Untuk pemula, menurut Nova, sebaiknya mencoba blog yang gratisan dulu. Ada platform blogspot maupun wordpress. Setelah mantap nge-blog, bisa menggunakan domain atau hosting berbayar. Dulu ia pun belajar blog secara autodidak saat awal bikin blog. Hanya untuk mempercantiknya, ia minta tolong kepada teman yang kompeten.

Untuk mengawali, tidak ada kata lain selain: mulailah menulis, posting, dan biarkan orang lain membacanya. Kita tidak akan pernah tahu, tulisan yang mana sebagai pembuka pintu rezeki, bila kita tidak mencoba. "Kalau ada keyakinan, mau konsisten, dan mau terus belajar, insya Allah selalu ada jalan, termasuk membuka pintu rezeki lewat tulisan di blog," pungkasnya.

Resume ini disarikan dari obrolan kelas blog di grup WhatsApp komunitas Kopling (Komunitas Pegiat Literasi Nganjuk), pada 20 Juni 2020 dimulai pukul 19:00 WIB.
Cemerlang Mendidik Anak

Cemerlang Mendidik Anak


Sebagai orang tua, maka kita punya kewajiban mendasar yakni mendidik anak seiring proses membesarkannya. Kesuksesan orang tua dalam mendidik tidak boleh hanya dibatasi pada sukses kehidupan dunia, tapi juga berorientasi pada kesuksesan kehidupan akhirat kelak.

Untuk mencapai tujuan mulia itu, sangat tepat kiranya kalau orang tua mencari referensi dari berbagai sumber, salah satunya buku bacaan. Sebuah buku berjudul 100 Ide Cemerlang dalam Mendidik Anak karya Iman Al-Mahdawi ini meringkas dan menjabarkan sejumlah kajian, pelatihan, eksperimen, dan pengalaman dalam hal pendidikan anak yang bisa diterapkan para orang tua.

Orang tua akan mendapat kesempurnaan pahala ketika bisa membuat hati anak senantiasa berhubungan dengan Allah Swt. Perkenalkan Allah Swt beserta nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Tanamkan keharusan mengesakan Allah Swt, baik sebagai Tuhan Pemelihara Semesta maupun sebagai satu-satunya yang berhak disembah. Sehingga anak selalu merasa dalam pengawasan Allah Swt, kapan dan di mana pun berada.

Orang tua harus berusaha memberikan pengarahan-pengarahan berdasar Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Saw. Menanamkan rasa hormat pada Al-Qur'an dan membiasakan membacanya dengan etika-etika seperti membaca taawudz dan basmalah sebelum membacanya, juga menempatkan mushaf di tempat yang bersih dan mulia.

Di samping itu, berusahalah memosisikan anak selalu berhubungan dengan guru agama, ini merupakan metode yang digunakan oleh kaum salaf. Mengajak anak menghadiri majlis kajian hadits meski belum usia baligh, karena di tempat-tempat itu diliputi rahmat Allah Swt dan dikelilingi malaikat.

Orang tua juga musti mengarahkan perilaku anak, membiasakannya pada perbuatan baik dengan pengarahan, tugas, ataupun perintah secara bertahap. Pengarahan juga dengan memilih waktu yang tepat. Berbicara pada anak pun secara terus terang, tanpa berkelit-kelit atau berkelok-kelok. Biasakanlah juga untuk menghormati perasaan orang lain. Kenalkan hak dan kewajiban beriringan.

Ada bab khusus juga pada buku ini yang membahas larangan bagi orang tua dalam mendidik anak. Di antaranya menasihati anak atas kesalahannya di depan orang lain, apalagi orang banyak. Orang tua juga jangan terbiasa marah pada anak, tapi mengedepankan sikap tenang. Tidak boleh juga berlebihan memuji anak, memanjakan, dan menuruti semua keinginannya.

Sebagai orang tua harus selalu mengajarkan anak senantiasa berpikiran positif, keinginan tak harus selalu jadi kenyataan, dan memahami kegagalan bukan akhir segalanya. Di samping itu juga memotivasi anak agar percaya diri, memberinya kesempatan-kesempatan, dan tugas-tugas yang sesuai kemampuannya.

Pada bab akhir dianjurkan agar orang tua selalu menjaga kondisi kejiwaan diri agar maksimal mendidik anak, juga meningkatkan kemampuan diri dengan tetap belajar apa saja. Di ujung semua itu, tetap wajib berdoa kepada Allah Swt untuk kebaikan anak. Sungguh besar pengaruh doa dalam mendidik anak kita. Salah satu doa mustajab sebagaimana disebutkan hadits riwayat Muslim adalah doa orang tua untuk anaknya.

Judul buku: 100 Ide Cemerlang dalam Mendidik Anak
Judul asli: 100 Fikrah Dzahabiyyah li Tarbiyyah Thiflik
Penulis: Iman Al-Mahdawi
Penerjemah: Nashirul Haq, LC.
Penerbit: Irsyad Baitus Salam, Bandung
Cetakan: I, Juni 2007
Tebal: 112 halaman