Coretan Basayev: Agustus 2019
"Pembunuhan" oleh Generasi Milenial

"Pembunuhan" oleh Generasi Milenial


Judul buku : Millennials Kill Everything
Penulis : Yuswohady, Farid Fatahillah, Budi Tryaditia, Amanda Rachmaniar
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Cetakan : I, 2019
ISBN : 978-602-06-2946-9
Tebal : xvi + 320 halaman


Buku ini mengulas tragedi bergugurannya berbagai hal akibat adanya Disrupsi Milenial (Millennial Disruption). Milenial adalah pembunuh berdarah dingin, mereka membunuh apa pun: golf, agen perjalanan, kamera digital, long-time employment, tata cara baju formal di kantor, kartu kredit, sepatu high heels, dan banyak lagi, ...everything!

Mengapa milenial menjadi generasi paling brutal dalam sejarah manusia? Dalam prolog buku ini disebutkan karena otak generasi milenial begitu intens terekspos teknologi dan media digital (brain plasticity) menjadikan perilaku dan prefensi mereka berubah secara ekstrem dan sama sekali berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya. (hal. xi)


Satu per satu produk, layanan, dan industri yang dibunuh milenial ditelisik mendalam, dan terkerucut 50 bab yang masing-masing bab terpisah berisi analisis mengenai jatuh dan tak relevannya lagi produk, layanan, industri, dan perilaku sebagai dampak dari pergeseran nilai-nilai, perilaku, dan preferensi milenial.

Walaupun mengungkap jatuhnya berbagai produk dan industri, sesungguhnya buku ini justru menjadi buku consumer behavior karena sarat berisi analisis fenomena pergeseran konsumen milenial. Ketika konsumen milenial mendominasi pasar (baik dari sisi jumlah maupun daya beli), produk dan layanan yang tidak disukai dan ditinggalkan milenial secara otomatis akan mati karena kehilangan basis konsumen. Karena itu, tantangan terbesar perusahaan mapan (incumbent) saat ini adalah bagaimana mereka memperbarui konsumen lamanya dengan konsumen milenial. Yuswohady dkk mengulasnya dengan detail, komplit, dan sangat gamblang.

Milenial lebih suka akses (access) ketimbang kepemilikan (ownership). Itu sebabnya mereka adalah generasi yang menjadi penggerak sharing economy. (hal. 26) Bagi milenial, kepemilikan (rumah mewah, mobil terbaru, atau perhiasan mahal) kini tak lagi menjadi simbol kesuksesan dan pencapaian. Ownership doesn't matter anymore, access and sharing do.

Milenial lebih suka naik Grab atau Go-Jek daripada memiliki kendaraan sendiri berikut kerepotan merawatnya. Mereka lebih memilih berlangganan Netflix daripada mengoleksi DVD film-film Holywood. Lebih suka menyimpan file dan dokumen di layanan cloud seperti Google Drive atau Dropbox ketimbang menyimpannya di komputer atau hard disk sendiri. Mereka juga lebih enjoy memanfaatkan kantor bersama (co-working space) daripada memiliki ruko sendiri untuk kantor. Dan kemajuan teknologi digital memungkinkan hal-hal tersebut dilakukan dengan mudah dan murah.

Buku ini sangat penting bagi pemilik brand dan marketer untuk menyadari bahwa Disrupsi Milenial dan Disrupsi Digital sudah hadir di tengah-tengah kita dan banyak memakan korban. Karenanya, tidak ada cara lain bagi mereka kecuali melakukan exponential leap untuk mengubah paradigma lama menjadi paradigma baru, mengganti model bisnis lama ke model baru, untuk membilas konsumen lama dengan konsumen baru (milenial).


Salah satu yang dibunuh milenial adalah jam kerja di kantor atau pabrik dari pukul 9 pagi hingga pukul 5 sore ("9-to-5") dan bekerja seminggu 40 jam, yang merupakan warisan pola kerja abad ke-19 dan ke-20. Milenial yang hidup di tengah kemajuan teknologi internet dan mobile tak mau lagi tunduk dengan pola itu. Tak heran ada tulisan dengan judul yang menyentil: "Millennials: The Meteor that Killed 9-to-5" layaknya meteor yang telah membuat dinosaurus punah sekitar 65 juta tahun yang lalu.

Menurut survey, 77% milenial mengatakan memiliki jam kerja yang fleksibel, tak lagi di kantor 9-to-5, akan membuat mereka lebih produktif. Dengan pandangan seperti itu, kini sekitar 3,8 juta angkatan kerja milenial telah mempertimbangkan rumah sebagai kantor mereka. (hal. 2). Gaya hidup working from home (WFH) kini sedang melanda milenial seluruh dunia dan trennya makin menguat dari waktu ke waktu. Mereka berpandangan bahwa bekerja sesuai jadwal mereka menghasilkan output yang lebih tinggi.

Tak hanya membunuh pola jam kerja, tempat kerja, long-term employment, pakaian kerja formal, bahkan produk-produk terkemuka juga dibunuh milenial dengan kejamnya: kamera, jam tangan, album foto, kabel, sabun batang, game konsol, kartu kredit, televisi, CD, motor gede, rokok kretek, dan banyak lagi. Juga terbunuh layanan SMS, call center, agen perjalanan, bahkan perilaku sosial seperti percakapan, kebersamaan, permainan anak-anak, dan sebagainya. Ke-50 hal yang mulai berguguran itu dibahas tuntas dalam buku ini.

So, saatnya untuk tidak mengabaikan Disrupsi Milenial agar mereka tak membunuhmu dengan kejam! Selamat membaca.

Wakhid Syamsudin
Ketua Umum Komunitas Literasi One Day One Post (ODOP), tinggal di Sukoharjo, Jateng.

Dimuat di harian Solopos edisi 18 Agustus 2019
Islam dalam Keragaman Nusantara

Islam dalam Keragaman Nusantara


Kembali kita masuki bulan Agustus, yang sangat identik dengan perayaan rasa cinta pada tanah air kita. Memasuki usia kemerdekaan ke-74, maka semakin dewasalah kita menghadapi setiap permasalahan kehidupan berbangsa dan bernegara. Perjuangan pendahulu kita dalam merebut kemerdekaan bukan perkara mudah. Persatuan dan kesatuan yang menciptakan kekuatan hebat para pendiri bangsa ini harus selalu kita pupuk sampai kapanpun.

Islam sebagai agama mayoritas di Nusantara memiliki peran penting dalam membentuk NKRI menjadi seperti sekarang ini. Agama adalah bagian penting gerakan perlawanan terhadap penjajahan. Agama adalah roh yang menggerakkan setiap orang untuk berdiri melawan segala bentuk imperialisme. Islam adalah bagian dari gerakan yang berhasil mendorong pemeluknya berdiri sendiri menegakkan keadilan dan mengusir penjajah. Peran Islam tetap nyata dan tak terbantahkan.

Kiblat Kerukunan

Negeri tercinta tersusun dari ribuan pulau, memiliki ragam bahasa dan budaya serta agama. Indonesia adalah tempat yang ramah untuk setiap agama dan budaya. Di negeri inilah agama dan keyakinan yang berbeda hidup berdampingan, saling menghormati dan melindungi. Wajar jika sebagian masyarakat dunia menyebutnya sebagai “kiblat kerukunan”.

Buku yang layak Anda baca untuk menambah wawasan keislaman dan keberagaman di Indonesia ini ditulis oleh Prof. Dr. Nasaruddin Umar MA, yang diterbitkan oleh PT Elex Media Komputindo pada lini Quanta. Dalam kata pengantar, penulis menyampaikan bahwa umat Islam Indonesia hadir sebagai teladan dalam menjaga kerukunan bangsa dan negara. Islam hadir di gugusan Nusantara membawa seluruh energi positifnya, memberi warna yang terbaik bagi bangsa yang plural ini. Islam hadir sebagai agama rahmat, agama yang tidak hanya mengajarkan kesalehan individual, namun juga mendorong pemeluknya memiliki kesadaran dan kepedulian sosial. Islam hadir tidak untuk menghapus budaya Nusantara yang kaya akan keragaman.

Nilai-nilai universal yang terkandung dalam ajaran Islam memberi ruang bagi nilai-nilai kearifan lokal. Hal ini dibuktikan sendiri oleh umat Islam yang memadati kepulauan Nusantara ini. Meskipun mereka paling jauh jaraknya dengan negara kelahiran Islam tetapi mereka sudah tidak ingin dipisahkan dengan nilai-nilai ajaran Islam. Di saat bersamaan, mereka tetap menjaga tradisi dan budayanya. (halaman 12)

Islam Tumbuh dalam Keragaman

Kalau kita bercermin pada sejarah Islam sendiri, kita akan menjumpai bahwa Islam lahir dan tumbuh dalam keragaman. Negeri Madinah adalah bukti nyata bagaimana Islam menjadi nilai pemersatu dalam keragaman budaya, bahasa, dan agama. Islam diterima bukan hanya sebagai agama dan keyakinan, namun juga nilai-nilainya diterapkan dalam sistem berbangsa dan bernegara. Islam diterima sebagai sistem yang ideal diterapkan dalam bermasyarakat.

Pada bab Islam dan Keragaman, penulis memaparkan betapa Islam adalah bukti nyata tentang sikap, nilai dan etika yang sangat kompatibel bagi bangsa yang majemuk. Islam menunjukkan keagungan dengan sikapnya yang sangat tegas menyampaikan nilai-nilai kebenaran, moralitas dan penghormatan terhadap keragaman. (halaman 15)

Islam sejak awal dirancang sebagai agama terbuka, mengakomodir kekuatan dan potensi lokal yang menjadi sasaran dakwahnya. Turunnya Alquran pun berangsur-angsur, memerlukan waktu tidak kurang dari 23 tahun, padahal Allah memiliki kekuatan “kun fayakun” yang bisa saja dalam sekejap Dia turunkan kitab suci untuk umat-Nya. Hal ini menyiratkan makna bahwa keyakinan itu sebaiknya tidak dipaksakan tetapi bertahap sehingga timbul ketulusan, keikhlasan, dan menerima dengan lapang dada.

Islam Nusantara

Sejarah panjang moderasi Islam telah berlangsung sejak kedatangannya di tanah air. Tapi istilah Islam Nusantara baru mengemuka saat menjadi tema Muktamar NU ke-33. Ada yang setuju dan mendukung penuh tema itu, ada yang mempersoalkannya dan pesimistis, mengkhawatirkan berbagai kemungkinan termasuk khawatir Islam Nusantara akan menghilangkan atau menggantikan Islam Ahlus Sunnah Wal Jamaah (ASWAJA), istilah yang digunakan para pendiri NU.

Untuk memahami Islam Nusantara, kita harus membedakan antara Islam di Nusantara dan Islam Nusantara. Islam di Nusantara konotasinya penggambaran exiting Islam di wilayah Nusantara, termasuk di dalamnya sejarah perkembangan, populasi, dan ciri khas Islam di kawasan Nusantara. Sedangkan Islam Nusantara lebih menunjuk pada keunikan sifat dan karakteristik Islam di kawasan Nusantara. Islam Nusantara melibatkan berbagai disiplin keilmuan, seperti ushul fikih, dan penafsiran terhadap nash atau teks agama. (halaman 107)

Islam Nusantara tidak bermaksud menaiki level ajaran dasar, apalagi menggesernya, karena kalau hal itu terjadi maka persoalan sinkretisme dan khurafat akan muncul, padahal keduanya ditolak oleh ajaran dasar Islam. Islam Nusantara selalu bermain di dalam ranah level bawah, di dalam wilayah non dasar. (halaman 109)

Islam Nusantara merupakan gerakan moderasi beragama yang berkelanjutan, terus bergerak menuju bentuk terbaiknya bagi setiap zaman. Untuk setiap zaman dengan ragam tantangan dan problematikanya, Islam Nusantara bergerak menempatkan agama sebagai panduan untuk mengkreasi model kehidupan berbangsa yang penuh dengan nilai-nilai toleransi, gotong royong dan rukun sejahtera.

Selamat membaca.

Judul buku : Islam Nusantara, Jalan Panjang Moderasi Beragama di Indonesia
Penulis : Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA
Penerbit : PT Elex Media Komputindo (Quanta)
ISBN : 978-623-00-0028-7
Cetakan : I, 2019
Tebal : xiv + 496 halaman


Dimuat di portal Harakatuna pada 11 Agustus 2019, link https://www.harakatuna.com/islam-dalam-keragaman-nusantara.html
Ternyata Segini Biaya Umroh Honeymoon Untuk Pengantin Baru

Ternyata Segini Biaya Umroh Honeymoon Untuk Pengantin Baru


Masa awal menjadi pengantin baru adalah salah satu masa terbahagia dalam hidup. Kebanyakan pasangan pengantin ini menghabiskan waktu berdua, yakni dalam masa liburan atau honeymoon (bulan madu). Tapi, tahukah anda bahwa melakukan honeymoon tidak berarti hanya pergi ke tempat wisata saja. Sebab, anda juga bisa memilih melakukan perjalanan wisata religi dengan umroh bersama pasangan. Ya, umroh honeymoon sudah mulai banyak dilakukan orang setelah menikah. Untuk itu, anda wajib mengetahui berapa biaya umroh honeymoon yang diperlukan.

Honeymoon biasanya dilakukan dengan tujuan ke kota dengan tempat wisata yang mainstream atau sudah umum. Tujuannya untuk mendekatkan hubungan pasangan suami-istri yang baru menikah. Namun tak ada salahnya juga jika honeymoon dilakukan oleh pasangan yang sudah lama menikah. Sebab honeymoon tetap dibutuhkan berapapun usia pernikahan anda agar semakin harmonis dan membahagiakan suami dan istri. Pergi berlibur dengan honeymoon juga bisa menyegarkan pikiran pasangan. Segala penat dan stres yang disebabkan rutinitas harian bisa ternetralisir dengan kegiatan ini.

Umroh Sebagai Pilihan Honeymoon

Melakukan honeymoon sambil menjalankan ibadah di tanah suci disebut juga dengan holy honeymoon. Anda mungkin merasa asing jika mendengar umroh sebagai honeymoon. Namun hal ini sebenarnya sudah banyak dilakukan banyak pasangan. Bahkan beberapa pasangan suami istri dari kalangan artis juga melakukannya. Sebut saja Olla Ramlan dan Aufar Hutapea, Alyssa Soebandono dan Dude Herlino, Natasha Rizki dan Desta, serta masih banyak lagi. Setelah dipopulerkan oleh para tokoh terkenal, tren holy honeymoon pun makin dikenal warga Indonesia. Banyak orang yang mengikuti bulan madu yang berbeda ini.

Meskipun sambil beribadah, anda juga bisa mendekatkan hubungan suami-istri di tanah suci. Dalam rangkaian kegiatan yang ada pada umroh, ada pula kegiatan yang penuh dengan rasa romantis yang bisa dinikmati. Seperti ketika mengunjungi kota tua Madain Saleh dan Gunung Hud yang memiliki pemandangan indah, serta Jabal Rahmah yakni tempat bertemunya Nabi Adam dengan Hawa setelah berpisah sekian lama.

Lewat holy honeymoon dengan umroh, pasangan bisa mendekatkan diri dengan Tuhan, serta semakin mengenal satu sama lain. Hubungan pun makin harmonis dan pasangan bisa sama-sama memperluas pengetahuan tentang agama.

Biaya Umrah Honeymoon Sesuai Dengan Fasilitas

Kala melakukan holy honeymoon, anda tentu menginginkan fasilitas yang nyaman. Hal ini wajar mengingat holy honeymoon adalah momen mendekatkan dengan pasangan sekaligus dengan sang Khalik. Berbicara mengenai biaya, umroh sambil honeymoon memiliki tarif yang beragam. Tergantung dengan jenis layanan yang ingin anda rasakan selama umroh. Namun umumnya besaran biaya itu menyentuh angka puluhan juta rupiah. Anda tak perlu buru-buru menilai ini adalah harga yang mahal. Sebab ini sesuai dengan fasilitas yang akan didapatkan demi kenyamanan holy honeymoon yang anda lakukan bersama pasangan.

Biaya umroh sambil honeymoon tersedia dalam dua paket. Yakni paket premium dan eksekutif. Untuk paket premium, biaya yang ditawarkan sekitar Rp 36 juta per satu orang. Dengan harga ini, anda akan berangkat dengan maskapai penerbangan terbaik di kelas bisnis. Tidak hanya itu, anda juga akan menginap di hotel bintang empat bahkan bintang lima dengan fasilitas yang nyaman dan dekat dengan tempat ibadah di tanah suci, seperti saat di Mekkah maupun di Madinah.

Kedua, ada paket eksekutif yang biaya umrohnya mencapai Rp 65 juta. Dengan biaya umroh sebesar ini, anda akan berangkat dengan maskapai penerbangan terbaik di dunia, menginap di hotel bintang lima dengan pemandangan indahnya Ka’bah sebagai kiblat sholat umat Islam. Paket eksekutif membuat anda merasakan pengalaman umroh private, dimana juga ada city tour atau kegiatan berkeliling kota suci. Selain itu juga termasuk biaya oleh-oleh berupa air zam-zam, visa, guide, dan lain-lain.

Jika anda ingin umroh, anda juga wajib membaca tips menabung untuk biaya umroh dengan meng-klik link berikut ini https://www.cekaja.com/info/berniat-umroh-cari-tahu-biaya-dan-tips-mengumpulkan-uangnya/
Mengulik Sejarah Bank Indonesia yang Didirikan dengan Modal Rp350 Ribu

Mengulik Sejarah Bank Indonesia yang Didirikan dengan Modal Rp350 Ribu


Pemerintah Indonesia pernah berusaha untuk menciptakan mata uang yang sah, pada zaman penjajahan Belanda. Terlebih, pada zaman tersebut, Belanda telah memasung rakyat Indonesia untuk berkembang, khususnya di bidang ekonomi. Bahkan, ketika Indonesia dijajah oleh dua negara, yakni Jepang dan Belanda, Indonesia jadi memiliki tiga mata uang yang berlaku dalam waktu bersamaan, dari sinilah sejarah Bank Indonesia dimulai.

Sehingga kebutuhan akan adanya mata uang yang sah di Indonesia, membuat Tanah Air saat itu perlu untuk membangun bank sentral atau sirkulasi. Selain itu, adanya lembaga keuangan tersebut juga sangat akan dibutuhkan, untuk menentukan kebijakan moneter di suatu negara.

Bank Sentral Pertama di Indonesia adalah De Javasche Bank (DJB) milik Belanda

Namun, bank setral yang ada pertama kali di Indonesia bukanlah milik pribumi, melainkan milik Belanda yang dinamakan De Javasche Bank (DJB) pada 24 Januari 1828, yang terletak di Batavia (Jakarta pada saat ini). Namun, setelah Indonesia mulai merdeka dari penjajahan Jepang, pemerintah Indonesia akhirnya mensahkan bank sentral lain yakni Bank Negeri Indonesia (BNI), dengan modal Rp 350 ribu.

Namun, berdirinya BNI ternyata sangat dibatasi, karena BNI tidak mendapat pengakuan dunia sebagai bank sentral yang sah. Namun, tidak sampai di situ perjuangan Indonesia.

Seperti yang kita tahu, Indonesia memang negara yang kaya, sehingga negara lain menjajah Tanah Air. Belanda yang telah membangun bank Indonesia pertama, De Javasche Bank (DJB), kemudian lahir kembali banyak bank seperti De Bank Courant en Bank van leening pada 1752. 

De Javasche Bank (DJB) belum berperan utuh untuk kepentingan nasional

Meski bank De Javasche Bank (DJB) diakui sebagai bank sirkulasi atau sentral negara, namun kepemilikan masih berada di tangan Belanda, bahkan sama sekali belum disesuaikan dengan kepentingan nasional.

Namun, De Javasche Bank (DJB) memang sangat berperan untuk memonopoli perdagangan hasil bumi Indonesia ke luar. Bahkan De Javasche Bank (DJB) juga memegang mandat sebagai pencetak mata uang Indonesia, meski saat itu bukan dalam bentuk rupiah.

De Javasche Bank (DJB) mencetak uang di Indonesia
De Javasche Bank (DJB), juga pernah mencetak mata uang sebagai alat pembayaran yang sah di Indonesia sebanyak 120.000 dengan pecahan, 1.000, 500, 300, 200, 50, dan 25.

Jepang datang kembali untuk menggoyahkan perekonomian Indonesia dari Belanda

Tidak hanya di Batavia (sekarang Jakarta), De Javasche Bank (DJB) juga membuka cabang di dua kota besar lainnya yakni Semarang dan Surabaya. Tidak sampai di sini, setelah Belanda menduduki kekuasaan di Indonesia, Jepang kembali hadir untuk menggoyahkan dan melikuidasi bank-bank yang dibuat Belanda di Indonesia.

Akan tetapi presiden De Javasche Bank (DJB), sudah lebih dulu mengamankan seluruh cadangan emasnya ke negara Afrika Selatan dan Australia. Dan pada April 1945, Jepang bertekad akan terus ingin menguasai bank-bank di Indonesia. Bahkan sampai mendirikan bank sirkulasi sendiri di Pulau Jawa untuk mengamankan asetnya, bernama Nanpo Kaihatsu Ginko. Namun akhirnya bank tersebut dibubarkan saat sekutu menyerang Jepang di tahun 1945.

Selain De Javasche Bank (DJB), Nanpo Kaihatsu Ginko milik Jepang juga mencetak uang di Indonesia

Tidak hanya De Javasche Bank (DJB) yang telah mencetak mata uang sah, lembaga keuangan Jepang juga ikut mencetak mata uang sebagai alat pembayaran yang sah untuk pribumi. Maka tak heran, meski Indonesia telah merdeka pada 17 Agustus 1945, namun Indonesia saat itu masih memiliki tiga mata uang yang sah yaitu mata uang De Javasche Bank (DJB), Jepang dan milih pemerintah Hindia Belanda.

Meski sudah merdeka, Indonesia belum bebas soal perekonomian dunia

Meski sudah bebas dari penjajahan, namun Indonesia masih terhalang bangsa barat terkait keterbatasan untuk membangun ekonomi negara. Bahkan, Indonesia tidak memiliki sumber permodalan, pengaturan sirkulasi uang dan penentu kebijakan moneter. Sehingga pemerintah Indonesia akhirnya membuat dan menetapkan mata uang baru yaitu Orang Repoeblik Indonesia (ORI) .

Soekarno resmikan BNI sebagai bank sentral milik Indonesia

Bank yang saat itu berhak mencetak mata uang ORI ke seluruh penjuru negeri ialah BNI, yang kemudia diresmikan Soekarno pada 5 Juli 1946. Meski diresmikan pada 1946, namun izin BNI sudah ada sejak September 1945, dengan modal Rp350 ribu (uang jepang).

Dari mana modal tersebut didapat? Modal Rp350 ribu, didapatkan dari seorang dokter yang tertarik menceburkan diri ke dunia politik dan perekonomian Indonesia bernama Margono, kemudian beliau diangkat sebagai Presiden Direktur BNI pertama.

Namun, karena De Javasche Bank (DJB) lebih memiliki pengalaman sebagai bank sirkulasi, membuat BNI sebagai bank sirkulasi milik Indonesia terhambat. Akhirnya bank-bank daerah memperoleh hak untuk mencetak mata uang sendiri.

Belanda ajukan konferensi untuk mengakhiri perang dengan Indonesia, namun De Javasche Bank (DJB) masih dipegang Belanda

Di sisi lain, ternyata Belanda menolak kemerdekaan Indonesia yang kemudian mengajukan konferensi di Den Haag pada 1949. Konferensi yang disebut Konferesi Meja Bundar itu akhirnya mengakhiri perang Indonesia dan Belanda.

Pada keputusan KMB, pemerintahaannya menjadi Republik Indonesia Serikat dan seluruh tugas bank sentral dijalankan De Javasche Bank (DJB). Tak berlangsung lama, Indonesia kembali memberontak dan memutuskan menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

De Javasche Bank (DJB) akhirnya dinasionalisasikan setelah adanya pemberontakan terhadap Indonesia serta membeli sahamnya

Selain itu, De Javasche Bank (DJB) pun akhirnya bisa dinasionalisasikan, dan presiden De Javasche Bank (DJB) yakni Dr. Houwink mengundurkan diri dan diganti oleh Sjafruddin Prawinegara.

Pada 19 Juni 1951, Panita Nasionalisasi De Javasche Bank (DJB) akhirnya dibentuk ulang sekaligus untuk menyusun rancangan UU bank sentral. Pemerintah Indonesia pun membeli saham De Javasche Bank (DJB), senilai 99,4% atau 8,9 juta Gulden guna ingin mengambil alih kepemilikan.

Dari situ pada 1 Juli 1953, serta telah melewati perjalanan yang sangat panjang, akhirnya rakyat Indonesia memiliki bank sentral yang sah bernama Bank Indonesia (BI) yang sudah diakui bank dunia. Dan di tahun ini, BI telah resmi berusia 66 tahun.

Bank Indonesia dan Fintech

Tidak hanya sebagai sentral bank, BI kini telah menghadirkan sarana atau proses pembiayaan kepada mayarakat berbentuk Fintech Office atau Financial Technology. Terlebih kini istilah fintech sudah sering terdengar pada emat tahun terakhir ini, karena pengelolaan keuangnya yang secara digital.

Apa tujuan dan alasan BI mendirikan Fintech Office? Informasi selengkapnya bisa Anda baca di link artikel berikut ini: https://www.cekaja.com/info/sejarah-bank-indonesia-dari-de-javasche-hingga-fintech/

Ingin Memiliki KJP Plus? Berikut Persyaratan yang harus Dipenuhi


Saat ini, akses pendidikan bagi warga kota Jakarta semakin dipermudah semenjak hadirnya Kartu Jakarta Pintar (KJP). Memang tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan merupakan aspek yang paling penting di dalam kehidupan bermasyarakat. Hal tersebut dikarenakan pendidikan mampu meningkatkan pola pikir masyarakat semakin lebih maju dan kritis dalam bertindak.

Maka dari itu, tak jarang banyak negara-negara maju yang mempermudah akses pendidikan bagi warga negaranya, mulai dari murahnya biaya pendidikan hingga menggratiskannya. Hanya saja, sangat disayangkan bahwa pendidikan di Indonesia justru semakin mahal dari waktu ke waktu, yang membuat banyak anak-anak Indonesia terpaksa putus sekolah.

Melihat fenomena tersebut, mantan Gubernur Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) membuat sebuah program yang mempermudah akses pendidikan, khususnya bagi warga Jakarta yang kurang mampu, yang diberi nama Kartu Jakarta Pintar Plus. Sebenarnya, KJP dan KJP Plus tidaklah terlalu berbeda. Keduanya sama-sama memiliki fungsi untuk membantu biaya sekolah anak hingga tamat SMA. Hanya saja, Pemprov DKI meningkatkan beberapa fasilitas yang hanya bisa didapat di KJP Plus namun tidak terdapat di KJP biasa.

Sangat disayangkan bahwa untuk saat ini, KJP hanya bisa dimiliki bagi anak-anak yang sudah terdaftar sebagai siswa di suatu sekolah dan tidak berlaku bagi anak-anak yang sama sekali belum menjadi siswa di suatu sekolah. Walau begitu, tidak dapat dipungkiri bahwa hadirnya KJP cukup mempermudah anak-anak dalam mendapatkan pendidikan yang layak hingga setidaknya mencapai tingkat SMA.

Tetapi, perlu diketahui bahwa untuk mendapatkan KJP plus, masyarakat perlu memenuhi beberapa persyaratan terlebih dahulu. Nah, jika anda tertarik untuk mendaftar KJP Plus, yuk ketahui dulu syarat KJP plus berikut ini.

Persyaratan Mendaftar KJP Plus

  1. Harus merupakan Warga DKI Jakarta yang juga berdomisili di Jakarta, dapat dibuktikan dengan Kartu Keluarga (KK) ataupun surat keterangan lainnya yang dapat dipertanggungjawabkan.
  2. Membuat surat pernyataan bahwa sang anak memang tidak mampu secara finansial, yang harus diketahui oleh orang tua dan Ketua Rukun Tetangga (RT) setempat.
  3. Terdaftar sebagai siswa aktif di salah satu institusi pendidikan yang terletak di Provinsi DKI Jakarta.
  4. Direkomendasikan oleh sekolah dengan disertai oleh Tanda Tangan Kepala Sekolah dan Kepala Satuan Pelaksana Pendidikan yang kemudian diajukan kepada Suku Dinas atau Dinas Pendidikan Setempat.
  5. Menandatangani lembar Fakta Integritas yang telah disediakan

Setelah memenuhi seluruh persyaratan yang diminta, maka proses belum berhenti sampai disitu. Anda juga perlu memenuhi dokumen-dokumen yang dibutuhkan guna melengkapi persyaratan.

Dokumen yang Dibutuhkan

  1. Surat Permohonan sebagai penerima bantuan sosial
  2. Surat Pernyataan Tanggung Jawab mutlak dari Orang Tua / Wali
  3. Berita Acara Peninjauan Lapangan
  4. Surat Pernyataan Tanggung Jawab mutlak Kepala Sekolah
  5. Surat Rekomendasi untuk mendapatkan SKTM
  6. SKTM Tahun 2019
  7. Penyataan Ketaatan Penggunaan Bantuan Sosial Biaya Operasional Pendidikan bagi peserta didik dari keluarga tidak mampu melalui KJP Plus
  8. Daftar Calon Penerima KJP Plus tahun 2019

Semenjak kehadiran dari KJP, banyak masyarakat kurang mampu yang setidaknya mendapatkan bantuan untuk bisa mendapatkan pendidikan secara layak setidaknya hingga bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Walaupun KJP ini belum menerima anak yang tidak terdaftar di sekolah, setidaknya pemerintah telah mempermudah akses guna meminimalisir putus sekolah yang sering kali dialami oleh anak-anak Indonesia.

Sebelum melakukan pendaftaran, terdapat ketentuan awal yang juga perlu dipenuhi oleh pemohon yang ingin mendaftar. Nah, jika anda ingin mengetahui persyaratan lainnya beserta cara pencairan dana KJP Plus ini, yuk baca informasi lebih lanjut di https://www.cekaja.com/info/ini-syarat-lengkap-pendaftaran-kjp-plus-tahap-ii-buruan-daftar/
Cegah Diabetes dengan Mengonsumsi Beberapa Makanan Penurun Gula Darah Berikut, Dijamin Ampuh!

Cegah Diabetes dengan Mengonsumsi Beberapa Makanan Penurun Gula Darah Berikut, Dijamin Ampuh!


Sebagian besar orang beranggapan penyakit diabetes hanya menyerang mereka yang berusia lanjut. Akan tetapi, faktanya penyakit tersebut bisa menyerang siapa saja bahkan usia muda sekalipun lantaran gaya hidup yang diterapkan sama sekali tidak sehat. Kurangnya berolahraga dan mengonsumsi makanan ataupun minuman tinggi kadar gula adalah faktor utama seseorang bisa terkena penyakit diabetes.

Secara umum, penyakit diabetes diakibatkan karena kadar gula darah dalam tubuh meningkat drastis. Penyakit ini memiliki 2 tipe, yaitu diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2. Diabetes tipe 1 disebabkan karena rusaknya sistem kekebalan tubuh sehingga sistem tersebut menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas tempat memproduksi insulin. Sedangkan diabetes tipe 2 bisa terjadi akibat sel-sel tubuh yang kurang sensitif terhadap insulin. Padahal insulin sangat berperan penting dalam mengelola gula darah menjadi energi untuk tubuh.

Untuk mengurangi risiko penyakit diabetes, dokter selalu menyarankan untuk mengonsumsi makanan penurun gula darah bagi penderika penyakit tersebut. Dilansir dari Health Promotion Board Singapura, mengonsumsi nasi putih dalam jumlah lebih sangat berpotensi menyebabkan diabetes dibandingkan minuman bersoda. Karena kandungan zat pati yang terdapat dalam nasi putih disinyalir bisa membebani tubuh dengan gula darah. Kamu bisa beralih mengonsumsi nasi merah yang terbilang aman karena memiliki indeks glikemik rendah.

Selain nasi merah, ternyata 4 makanan dibawah ini sangat aman dikonsumsi sebagai makanan penurun gula darah lho. Apa sajakah itu? Yuk, simak penjelasannya.

1. Brokoli

Brokoli bisa jadi makanan yang tepat untuk kamu masukkan dalam menu makanan penurun gula darah sehari-hari. Kandungan brokoli yang kaya akan sulforphane dan kromium diketahui mampu mencegah kerusakan sel-sel tubuh akibat meningginya kadar gula dan mendorong peningkataan insulin dalam tubuh. Kamu bisa mengonsumsi brokoli dengan cara dikukus ataupun dimakan mentah dengan tambahan salad dan minyak zaitun agar tidak terasa hambar. Pastikan pula brokoli yang dikonsumsi dalam keadaan segar dan berwarna sedikit gelap ya.

2. Telur

Makanan penurun gula darah lainnya yang sangat mudah ditemukan dan harganya relatif murah adalah telur. Beragam kandungan bermanfaat yang terdapat didalam telur disinyalir mampu menjaga produksi insulin agar tetap stabil. Dilansir dari hellosehat.com, telur memiliki semua asam amino esensial yang sangat dibutuhkan tubuh. Satu telur ayam setara dengan 7 gram potein, 75 kalori dan 5 gram lemak yang mana artinya telur tidak akan membuat kamu gemuk. Walaupun diperkaya dengan protein dan kalori yang tepat, tetap saja telur atau makanan lainnya tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan ya.

3. Jagung
Siapa sih yang tidak menyukai makanan yang satu ini? Rasanya yang manis dan cocok dikonsumsi saat nongkrong bersama teman, ternyata bisa dijadikan makanan penurun gula darah loh. Kandungan karbohidrat dan air didalam jagung bisa digunakan sebagai pengganti nasi. Karena indeks glikemik pada jangung hanya berkisar 48. Dengan mengonsumsi jagung secara teratur, tentunya dapat membantu tubuh mengontrol gula darah.

4. Dark Chocolate

Jika merasa bosan dengan sayuran, maka kamu bisa mencoba mengonsumsi dark chocolate atau cokelat hitam sebagai makanan penurun gula darah. Kandungan yang terdapat dalam dark chocolate dinilai mampu meningkatkan sensitivitas insulin. Selain cocok dikonsumsi oleh penderita diabetes, nyatanya dark chocolate juga berkhasiat untuk mengurangi tekanan darah tinggi pada orang dewasa. Hal ini karena adanya kandungan flavonoid yang terdapat didalam dark chocolate. Selama mengonsumsinya dalam batas wajar, kamu bisa membeli dark chocolate yang sudah dilabeli bebas gula pada kemasan produk. Cek pula komposisi cokelat tersebut untuk memastikan apakah produk itu benar-benar bebas gula atau tidak.

Itulah beberapa makanan penurun gula darah yang bisa kamu konsumsi dirumah. Jangan lupa untuk rutin tes gula darahmu di rumah sakit ya, agar dokter bisa mengambil tindakan tepat untuk pengobatan. Informasi lainnya mengenai makanan penurun gula darah bisa kamu baca melalui laman situs https://www.cekaja.com/info/hari-diabetes-ini-5-makanan-penurun-gula-darah/.
Warung Sebelahan

Warung Sebelahan


Lady Cempluk dan suaminya, Jon Koplo, sedang di Stasiun Solo Jebres. Keduanya hendak pergi ke Malang untuk sebuah keperluan. Keduanya menunggu jam keberangkatan kereta api yang hendak mereka naiki, yang sesuai jadwal tertera di tiket akan berangkat lewat dini hari. Dari sejak pukul sembilan malam, mereka sudah tiba di stasiun.

“Mas, saya mau beli air mineral dulu ya, tadi lupa enggak bawa,” kata Cempluk.

“Berani beli sendiri, ta?” tanya Koplo yang sedari tadi asyik berbalas chat di gawainya.

“Berani lah. Wong cuma di depan stasiun.”

Lady Cempluk lekas keluar dari ruang tunggu di depan loket tiket. Hanya menyeberang jalan, di situ berjejer kios Pasar Jebres. Sebagian besar kios sudah tutup. Cempluk hanya melihat sebuah warung kelontong yang masih berjualan. Rupanya si pemilik menyewa dua kios bersebelahan untuk mencari rezeki.

Cempluk segera mengambil dua botol air mineral yang dipajang di sebelah depan bersama minuman botol lainnya, dekat box es krim. Kemudian ia hendak membayar, tapi tidak menjumpai penjualnya. Ia melongok ke dalam kios yang terhalang etalase. Rupanya si penjual, sebut saja Tom Gembus, sedang ketiduran di atas tikar di kios sebelah yang disewanya.

“Pak, beli minuman.” Cempluk mencoba membangunkannya. Untung Gembus lekas terjaga. Setengah sadar ia segera berdiri. “Niki pinten, Pak?” tanya Cempluk sambil menunjukkan dua botol air mineralnya.

Tom Gembus menyebutkan harga, dan Cempluk lekas membayarnya. Setelah membayar, Cempluk bergegas meninggalkan warung itu.

Tom Gembus kemudian mengambil stok air mineral dari dus di dekatnya untuk ditaruh di depan menggantikan dua botol yang dibeli Cempluk. Ia terkejut saat pajangan botolnya masih utuh.

Cempluk sudah menyeberang ke pintu masuk stasiun saat ia merasa dipanggil orang dari belakang. “Mbak, Mbak…. Berhenti dulu, Mbak.”

Cempluk menoleh dan melihat Tom Gembus berlari kecil ke arahnya. “Ada apa, Pak?” tanya Cempluk heran.

“Maaf, tadi Mbak ambil minumannya di mana?”


“Lho, saya sudah bayar, Pak.” Cempluk agak terkejut dengan pertanyaan Gembus.

“Iya, maksud saya, itu tadi Mbak ambil di warung saya atau sebelah saya?”

Cempluk belum paham maksud Tom Gembus. Ia segera menunjuk ke kios. “Saya ambil di pajangan situ, Pak.”

“Itu dia, Mbak. Maaf sekali, itu dagangan warung sebelah. Bukan warung saya.”

Cempluk melongo. “Jadi, itu beda warung, ta, Pak?”

“Iya, yang sebelah beda yang jualan. Mbak tadi bukan ambil di warung saya.”

Cempluk baru ngeh, ternyata Tom Gembus bukan menyewa dua kios untuk warung, tapi hanya satu. Dan ia tadi memang ambil air minum di warung sebelahnya. “Maaf, kalau begitu saya salah ambil.”

Akhirnya Cempluk kembali ke warung Tom Gembus, mengembalikan dua botol ke warung sebelah, dan ganti ambil dua botol minuman dari warung Tom Gembus. Jebul pemilik warung sebelah baru ke kamar kecil, sehingga terkesan dua kios itu satu pemiliknya.

Cempluk senyum-senyum sendiri saat berjalan ke stasiun. Dikejar si bapak kirain ada apa, batinnya.

Sabtiyaningsih
Sidowayah RT 01 RW 06 Ngreco, Weru, Sukoharjo 57562

Dimuat di koran Solopos edisi 8 Agustus 2019
Cernak: Belajar Menulis

Cernak: Belajar Menulis

Oleh : Wakhid Syamsudin

Haikal pulang dari rumah Bara dengan wajah cemberut. Ayah yang sedang mengetik di depan komputer segera menyapanya, “Anak Ayah kenapa, nih? Kok cemberut?”

“Belum juga Haikal beli mainan robot kemarin, sekarang Bara sudah punya koleksi terbarunya lagi.” Haikal duduk di samping sang ayah.

“Jangan suka begitu. Iri dengan milik orang lain itu tidak baik, Nak.”

“Ayah selalu bilang begitu. Haikal kan juga pengin beli robot itu.”

“Bukannya Bunda bilang kamu boleh beli asalkan bisa mengumpulkan uang sendiri? Uang sakumu sebagian disisihkan untuk ditabung,” kata Ayah.

“Tapi Bara, kan, tidak perlu menabung, langsung dibelikan mamanya!” protes Haikal.

Ayah menghentikan ketikannya. “Tuh, kamu lagi-lagi iri dengan orang lain. Pokoknya, seperti kata Bunda, kalau kamu mau beli mainan mahal itu, kamu harus menabung dulu sampai uangmu cukup.”

“Lama dong, Yah! Kan Haikal belum bekerja. Kalau Haikal sudah kerja pastilah bisa mendapat banyak uang.”



Ayah tersenyum. “Kamu benar pengin dapat uang?”

“Ya iyalah, Yah.”

“Kamu lihat, apa yang Ayah kerjakan sekarang?”

Haikal melihat layar monitor komputer yang ditunjukkan Ayah. “Ayah menulis cerita lagi? Dikirimkan ke koran lagi?” tanyanya.

“Iya. Kalau dimuat, Ayah dapat uang honor. Kan kamu sering lihat juga Pak Pos kemari mengantar wesel?”

Haikal memang sering melihat Ayah menerima kiriman uang lewat wesel dari koran yang memuat tulisan Ayah.

“Tapi kan Haikal tidak bisa bikin cerita seperti Ayah,” kata Haikal manyun.

“Kata siapa tidak bisa? Asal mau belajar, kamu pasti bisa.”

“Memangnya bisa dipelajari?”

“Bisalah. Ayah juga belajar dulu sebelum bisa menulis cerita dengan baik.”

Haikal terdiam sejenak. “Lalu, apa yang harus Haikal tulis, Yah?”

Ayah tersenyum. “Kamu bisa mulai menulis ceritamu sendiri. Apa yang kamu alami setiap hari, bisa jadi ide dalam menulis.”

“Haikal tidak bisa.”

“Bisa. Kan belum dicoba,” kata Ayah. “Ayah akan bantu kamu menuliskan cerita pertamamu.”

“Caranya bagaimana?” tanya Haikal.

“Diketik di komputer Ayah. Kamu kan sering mainan komputer. Gampang, kan?”

“Terus, Haikal nulis apa?”

“Tulis saja cerita keinginanmu membeli mainan seperti punya Bara.”

Haikal diam berpikir. “Benar, itu bisa jadi cerita, ya, Yah.”

“Iya. Untuk penulis anak-anak, tidak harus panjang ceritanya. Baiklah, kita mulai, yuk.”

Haikal benar-benar menuliskan ceritanya pada komputer Ayah. Sedikit-banyak Ayah membantunya memilih kata dan membenarkan tanda baca yang salah peletakannya.

Setelah cerita selesai, Ayah mencetaknya dengan printer. Kemudian memasukkannya ke dalam amplop berwarna cokelat. “Kita ke kantor pos,” ajak Ayah.

Haikal baru kali ini diajak Ayah ke kantor pos untuk mengirimkan naskah ceritanya ke salah satu koran yang biasa memuat cerita karya anak sekolah dasar.

Hari demi hari berganti. Sudah dua minggu tidak ada kabar tulisan Haikal dimuat di koran. Sementara Bara sudah membeli mainan baru lagi. Haikal jadi kesal dan mengadu lagi pada Ayah.

“Ayah, belikan Haikal robot seperti punya Bara.”

“Eh, apa tabunganmu sudah cukup?”

“Haikal sering lupa menyisihkan uang saku, Yah.”

“Tuh, kan? Berarti belum genap dong uangnya buat beli.”

“Kan Haikal nunggu cerita Haikal dimuat di koran,” sanggah Haikal.

Ayah menghela napas. “Anak Ayah yang ganteng. Cerita yang dikirim ke koran itu tidak selalu bisa dimuat, karena banyaknya orang yang juga kirim cerita ke sana.”

“Berarti Ayah bohong dong. Haikal tidak jadi dapat uang.”

“Haikal tidak boleh putus asa. Sekarang, kita tulis cerita baru.”

“Kalau tidak dimuat lagi, percuma, Ayah!”

“Ya harus sabar, Nak. Sekarang Haikal tulis cerita baru lagi. Kalau yang kedua ini tidak dimuat juga, Ayah janji tetap akan belikan mainan robot itu. Tapi harus selesai tulisan keduamu.”

Haikal berbinar, dan tidak lama kemudian ia sudah asyik mengetik di komputer Ayah.

Hari Minggu tiba, Ayah yang membuka internet di komputer, berseru memanggil Haikal. Haikal lekas mendekat. “Nak, cepat lihat kemari!”

Haikal segera mendekat. “Ada apa, Yah?”

“Lihat ini, cerita pertamamu berhasil dimuat di koran!” kata Ayah sambil menunjuk tampilan koran yang ada di layar komputer.

Haikal seperti tidak percaya, namanya tercantum di koran tersebut bersama cerita pertama yang dibuatnya. Ayah lekas berkata, “Selamat, ya. Makanya harus bersabar. Sekarang kamu puas kan lihat hasil dari usahamu?”

“Hore! Terima kasih, Ayah!” Haikal memeluk sang ayah.

Dimuat di harian Solopos Minggu rubrik Anak edisi 4 Agustus 2019

 

OTM Juli 2019


OTM Juli 2019 adalah penutup OTM batch 1. Yang berhasil lolos bulan Juli 2019 adalah:
  1. Kerinduan Terakhir karya Winarto Sabdo pada rubrik Lakon di web Ngodop.com edisi Juli 2019
  2. Resensi Arti Persahabatan karya Wakhid Syamsudin pada rubrik Pustaka di web Ngodop.com edisi Juli 2019
  3. Artikel Langkah Menulis tanpa Beban karya Hiday Nur pada rubrik Kiat di web Ngodop.com edisi Juni 2019
  4. Puisi-puisi Ketika Ada yang Bertanya tentang Dunia karya Isnaini Annisa pada rubrik Bait di web Ngodop.com edisi Juli 2019
  5. TSS karya Nindyah Widyastuti di Koran Merapi, tidak ada bukti terbit tapi honor sudah diterima melalui weselpos.
  6. Membersihkan Lingkungan karya Suparto pada rubrik Jurnalisme Warga di Koran Solopos edisi 19 Juli 2019 Halaman 4.
  7. Motor Sewaan karya Wakhid Syamsudin dimuat pada rubrik Ah Tenane di koran Solopos edisi 19 Juli 2019 
  8. Resensi Tasawuf Sosial, Kiai Sahal Mahfudz, dan NKRI karya Wakhid Syamsudin di website Harakatuna.com pada 21 Juli 2019 
  9. Kebablasen Kok Terus karya Walimin dimuat pada rubrik Ah Tenane di koran Solopos edisi 24 Juli 2019 
  10. Cerpen Jurnal Mimpi: Naga, Rumah Salju, dan Misi Membunuh Raksasa karya Yoga Palwaguna di Tribun Jabar edisi 28 Juli 2019
  11. TSS karya Wakhid Syamsudin di Koran Merapi edisi 29 Juli 2019


Membersihkan Lingkungan karya Suparto
Motor Sewaan karya Wakhid Syamsudin

Tasawuf Sosial, Kiai Sahal Mahfudz, dan NKRI karya Wakhid Syamsudin
Kebablasen Kok Terus karya Walimin
Jurnal Mimpi: Naga, Rumah Salju, dan Misi Membunuh Raksasa karya Yoga Palwaguna

TSS Wakhid