Coretan Basayev: November 2012

Kirim Kisah Lucu di Solopos

Pernah mengalami kejadian-kejadian unik, lucu, menggelikan, memalukan dan tidak terlupakan? Atau mungkin orang-orang di sekitar Anda yang mengalami? Hmm..., Anda tak perlu menggerutu karenanya. Kenapa? Karena peristiwa-peristiwa tak diharapkan itu bisa menjadi sumber penghasilan bagi Anda yang kreatif mengemasnya.

Ah Tenane, rubrik yang hadir di koran Solopos, yang dimuat setiap hari (kecuali Minggu dan hari libur), adalah sasaran Anda untuk 'mengabadikan' kisah yang dialami tersebut di atas. Caranya sangat simpel, Anda tulis saja kisah tersebut dengan gaya sederhana. Ganti tokoh yang terlibat dengan menggunakan 4 nama yang menjadi ciri khas rubrik korannya Wong Solo ini: Jon Koplo, Tom Gembus, Lady Cempluk dan Genduk Nicole. Boleh salah satu atau keempatnya dipakai.

Panjangnya? Tenang saja, cukup 1 halaman A4. Biar nanti editor Solopos yang mengeditnya sesuai karakter yang dikehendaki redaktur. Kirim dalam format .doc (MS Word) via lampiran email ke [email protected]. Dan tunggu dimuat di koran Solopos kalau memang lagi beruntung. Peluang dimuatnya cukup besar mengingat Solopos butuh 1 kisah setiap harinya.

Bagi yang tidak langganan korannya bisa cek saban hari ke http://pusdat.solopos.com/. Siapa tahu kisah Anda yang keluar.

Untuk cerita ringan ini, Anda akan diberi imbalan setiap kali pemuatan dengan uang Rp75.000,-. Lumayan sih, dari pada kisah disimpan sendiri. Toh nama kita disamarkan ini. Honor bisa diambil di Griya SOLOPOS Jln. Adisucipto No.190 Solo 57145 Telp (0271) 724811 (hunting). Jika dalam 2 minggu tidak diambil, maka redaksi akan mengirimkannya via wesel pos.

Yuk, ambil peluang 'iseng' ini untuk melatih kemampuan menulis. Kebanggaan juga akan kita rasakan jika naskah kita dimuat. Ya, kan?

Farel dan Lampu Merah

Kisah menggelikan ini terjadi ketika aku mengajar TPA di masjid Darussalam Candi, hari Kamis sore. Meski hujan gerimis aja, ternyata tak menggoyahkan semangat para santri menuntut ilmu. Cukup membuat saya bersemangat, meski awalnya agak ragu berangkat karena cuaca.

Setelah kegiatan baca Iqro selesai. Santri berkumpul untuk persiapan pulang. Karena jam pulang masih beberapa menit lagi, maka kuajak santri bertepuk ria dulu. Tepuk Anak Sholeh. Plok! Plok! Plok! Aku anak sholeh... dst.

Kelar tepuk-tepuk ria. "Sekarang kita ingat kembali hafalan nama Nabi."

Kompak santri-santri kecilku menyanyikan bait lagu 25 Nabi yang dipopulerkan Raihan. "Adam Idris Nuh Hud Sholeh ... dst!"

Meriah sekali, ya. Kelar lagu itu dinyanyikan bersama, kucoba menantang santri, "Ada yang berani menyanyikannya di depan?"

"Aku!" Si Farel mengangkat jari. Nih anak pemberani juga, pikirku. Padahal masih TK. Semoga beneran sudah hafal lagu 25 Nabi, doaku.

Kupersilakan Farel maju. Dan tanpa babibu, bocah 5 tahun langsung menyanyi. Aku kaget. Teman-temannya langsung pada tertawa. Tak kusangka Farel menyanyi:

"Lampu merah tanda berhenti!"

Baru baris pertama lagunya sudah disambut tawa semua yang ada di masjid. Aku juga ikut tertawa, si Farelnya yang tidak paham kenapa teman-temannya pada tertawa.

"Ya sudah, Farel, teruskan nyanyinya!" kataku sebelum Farel menangis karena jadi bahan tertawaan.

"Lampu merah tanda berhenti... Lampu kuning berhati-hati... Lampu hijau boleh berjalan... dst!"

Hehe. Ada-ada saja! Maju terus pantang mundur, Farel!

Kirim Cerpen ke Majalah Ummi

Majalah Ummi adalah majalah wanita dewasa bernuansa islami dengan jangkauan pemasaran nasional. Terbit setiap bulan dengan mengusung tema-tema seputar wanita dan keluarga. Penampilannya yang serba menarik dari segi lay out maupun kualitas kontennya membuat majalah islami ini memiliki ruang sendiri di hati pembaca seluruh penjuru nusantara.

Majalah Ummi mempunyai banyak rubrik yang khas. Baik itu rubrik khusus yang hanya diisi oleh redaksi, maupun rubrik yang bersifat umum dalam arti bisa diisi oleh pembaca yang mengirimkan naskahnya ke redaksi. Salah satu rubrik yang merupakan karya kiriman pembaca adalah rubrik cerpen. Nah, pastinya banyak, kan, teman-teman yang hobi menulis cerpen?

Adapun cerpen yang bisa teman-teman kirimkan adalah cerpen bertemakan wanita dewasa atau keluarga. Lebih disukai yang mengusung nuansa keislaman. So, buat teman-teman yang pengin naskahnya dimuat di Ummi, yuk, kirimkan segera! Selain bahagia kalau dimuat, tentu ada honornya lho! Lumayan, 250 ribu dipotong pajak. Tak perlu menunggu lama, begitu edisi terbit, kru Ummi akan menghubungi kita untuk minta nomor rekening valid untuk pengiriman honornya. Dan yang asyik, penulis yang cerpennya dimuat di majalah Ummi, bakal dikirimi 1 eksemplar edisi majalah yang memuat cerpennya tersebut.

Cerpen bisa teman-teman kirimkan melalui email ke: [email protected]. Ketik naskah dalam format MS Word dengan ukuran kertas folio, diketik spasi rangkap sekitar 8000 karakter. Jangan lupa sertakan scan identitas diri (KTP atau SIM), ya. Tinggal menunggu konfirmasi kalau nanti naskahnya bisa lolos.

Cukup jelas, kan? Yuk, mulai nulis lagi....

UPDATE:
Menurut informasi, majalah UMMI sudah tidak terbit lagi. Sedih...

Aku Mencintaimu

Sebenarnya,
dari mataku memandangmu
dari telingaku mendengarkan ucapan bibirmu
dari tingkah-polah polosku bersamamu

Sesungguhnya,
dari kecupku di keningmu
dari belaiku di wajah jernihmu
dari dekapku dalam kedinginanmu

... ada cinta
... ada kasih-sayang bertaut jiwa
... ada satu yang seutuhnya
aku dan dirimu

Duhai kerinduanku setiap detik
Duhai wewangianku yang senantiasa berputik
Duhai bidadariku yang tak ada duanya untukku memberi nilai cantik
Kepadamu seluruh aku mencapai titik

Aku mencintaimu
tanpa bunga
tanpa hadiah-hadiah materi dunia yang aku tak punya
tanpa embel apa-apa

Hadiah Setahun Haikal

Ulang tahun, sesuatu yang hadir di setiap tahun. Saya tidak suka merayakannya karena memang tidak dituntunkan Rasulullah Saw. Meski ada anjuran saling memberi hadiah, toh itu tidak melulu dikhususkan untuk waktu setahun sekali tersebut.

19 Juni 2012, tepat setahun hitungan Masehi, Haikal terlahir di dunia ini, dengan perjuangan berat istri saya. Kami merayakannya? Tidak kok. Awalnya sempat berencana sama istri untuk jajan bareng, tapi Haikalnya belum doyan jajan. Kebetulan juga ada kesibukan di rumah saudara yang sedang ada hajat. Ya sudah, hari ulang tahun pertama Haikal terlewat dari perayaan.

Saya dan istri punya kebiasaan menulis semacam diari, segala sesuatu yang dialami anak kami itu kami tulis. Dan memang diniatkan untuk kenang-kenangan Haikal kalau sudah dewasa nanti, siapa tahu kelak diteruskan olehnya. Tulisan duet saya dan istri juga kami abadikan dalam blog. Boleh kunjungi blognya, di sini.

Nah, berhubung diari Haikal sudah cukup panjang, maka kami berniat membukukannya. Toh, menerbitkan secara indie sekarang sangat mudah. Tentu tidak memikirkan untung karena memang hanya untuk memoar pribadi.

Buku itu kami beri judul Haikal Syamsa Jagoan Kecilku. Diterbitkan indie dengan nama penerbit Syamsa Publisher. Sudah bisa diorder bagi yang ingin sekedar membacanya. Tulisan kisah-kisah ringan Haikal yang bagi kami sangat berarti.

Buku ini adalah kado atau hadiah terindah buat Haikal di tahun pertamanya. Juga kado manis buat saya dan istri yang juga ulang tahun kedua pernikahan. Dan, tulisan ini, meski telat nulisnya, tetap berarti khususnya buat saya pribadi sebagai seorang suami dan ayah. Love you, my honey and my little hero!