Pertama kali mengenal Majalah Hadila, adalah ketika istri pulang liqa dan membawa salah satu edisinya. Saya sempat membaca-bacanya. Bagus sekali, meski majalah bulanan ini tidak dijual bebas, tapi hanya dibagikan untuk para donatur Solo Peduli, ternyata konten di dalamnya tidak asal-asalan yang hanya sebagai pelengkap laporan keuangan saja. Tapi majalah ini sangat total dalam mengupas tema yang berbeda tiap edisinya.
Tidak hanya itu, Hadila memiliki kontributor tetap yang mereka adalah para pakar di berbagai bidang yang sudah cukup dikenal oleh masyarakat Indonesia. Sebut saja nama-nama itu; Sholihin Abu Izzudin, Maimon Herawati, Cahyadi Takariawan, Miftahul Jinan, Farida Nuraini, Supomo, dan beberapa nama lain. M. Fauzil Adhim, penulis buku-buku parenting, sempat dikontrak juga jadi kontributor Hadila, sayang beberapa edisi belakangan ini sudah tidak tampak lagi di rubriknya. Mungkin habis kontrak dan belum atau tidak diperpanjang.
Majalah Hadila tercatat sudah diterbitkan sejak November 2006, dan sampai September 2018 ini sudah masuk edisi ke-135. Majalah dengan tagline “Sahabat Keluarga Menuju Takwa” ini berupaya menjadi majalah yang terbaik untuk umat. Di samping itu, Hadila memiliki perhatian yang mendalam terhadap berbagai persoalan yang ada di masyarakat terutama pendidikan keluarga, keislaman, dan tumbuh kembang anak. Website resminya bisa kunjungi https://hadila.co.id/.
Sebagai manusia yang bercita-cita jadi penulis, saya selalu memperhatikan rubrik-rubrik pada majalah atau koran yang bisa dikirimi naskah. Begitu juga di Hadila ini. Saya melihat beberapa rubrik memang diperuntukkan untuk diisi pembaca.
1. Opini
Rubrik nonfiksi ini berisi opini yang kekinian, tema-tema yang dimuat tentu saja hal yang lagi tren. Artikel untuk rubrik ini dibatasi maksimal 4600 karakter termasuk spasi.
2. Pengalaman Rohani
Sebagaimana nama rubriknya, halaman ini khusus berisi kisah pengalaman spiritual atau kerohanian dari pembaca. Kita bisa mengirimkan kisah kita dengan sudut pandang orang pertama pelaku utama (POV 1). Tidak banyak, maksimal 2500 karakter saja. Contoh tulisan saya di rubrik ini bisa dilihat di sini dan di sini.
3. Fiksi
Nah, ini untuk penyuka fiksi, bisa mengirim cerpennya ke Hadila. Tema yang diangkat seputar romantika rumah-tangga, dan cukup maksimal 6500 karakter termasuk spasi. Teman-teman bisa mengasah kemampuan dengan mengirim cerpen ke Hadila. Contoh tulisan saya di rubrik ini bisa dilihat di sini.
Tiga rubrik di atas adalah rubrik yang bisa diisi oleh pembaca. Semua naskah bisa dikirimkan via email ke majalah_hadila@yahoo.com. Kalau dimuat ada honor yang disiapkan oleh redaksi Hadila. Untuk Pengalaman Rohani honor 100 ribu, cerpen dirubrik Fiksi honor 200 ribu, dan dikirimi majalah bukti terbit. Dulu juga ada rubrik Kolom Muslimah, tapi sekarang tidak ada lagi. Tulisan istri saya pernah dimuat di rubrik itu berjudul Anak Itu Pun Rezeki, honornya sama, 100 ribu dan juga dikirimi 2 eksemplar majalah bukti terbit. Jadi cantumkan nama, alamat lengkap, dan nomor rekening bank dalam naskah yang dikirimkan.
Selain rubrik di atas, ada juga rubrik kiriman pembaca, tapi tidak berhonor seperti Tausiah (taushiah singkat lewat WhatsApp), Surat Pembaca, Sahabat Hadila (wadah ikut nampang foto kegiatan), Konsultasi Keluarga dan Konsultasi Syariah (pembaca yang mengirim pertanyaan). Untuk rubrik-rubrik ini tidak usah mencantumkan nomor rekening, ya.
Nah, saatnya ambil peluang. Yuk, kirim naskah ke Hadila. Lumayan honornya bisa buat beli novel baru. Sekaligus mengasah kemampuan menulis. Kan puas kalau ada tulisan kita bisa dimuat di media cetak. Semangat!
Wah masyaallah, syaratnya apa saja?
ReplyDeleteSyaratnya nulis dan kirim, Zil. :>)
DeleteWah sepertinya bisa dicoba 😁
ReplyDeleteAyo, ayo. Insya Allah persaingan tidak terlalu ketat.
DeleteMenampung seluruh tulisan masyarakat indonesia kah?
ReplyDeleteInsya Allah tidak terbatas masyarakat Solo, Mbak. Luar Solo Raya pun boleh.
DeleteWah, bisa dicoba nih. Kebetulan, profilku pernah muncul di majalah ini. Matur Nuwun Mas Wahid Suden..
ReplyDeleteMonggo pak parto... Pasti bisa!
Deletenuwun diabadikan di sini
ReplyDeleteAyo nulis buat Hadila mbak.
DeleteSave dulu.
ReplyDeleteMakasih mas Wakhid😇🙏
Silakan. Sama2 mbak Is...
DeleteBagus nih majalah. Sarat nilai islami
ReplyDeleteBetul mbak Alif Kiky...
DeleteGimana cara dapetin majalah ini tapi tidak jadi donatur?
ReplyDeleteKirim tulisan, kalau dimuat ntar dikirimi 2 eks. Insya allah.
DeletePenasaran nih tulisan mas Wakhid di majalah hadila
ReplyDeleteHanya tulisan sederhana.
DeletePerlu dicoba nih
DeleteAyo cobain...
DeletePerasaan tadi pagi sudah komen tapi kok ilang ya. Hehehe..mau tanya, apakah ada rubrik cerita anak?
ReplyDeleteDulu di Hadila ada halaman khusus anak tapi sekarang sdh pisah jadi majalah sendiri, Cilukba namanya. Sejauh yg saya lihat cernaknya masih bikinan redaksi sendiri. Coba kirim cernak ke majalah Ummi, di sana ada kalau tdk salah.
Deleteini yang kemarin dipamerkan sama ibu di solo, tentang kopdar ODOP
ReplyDeleteNebeng di Sahabat Hadila itu mah...
DeleteWah saya mau coba kirim juga deh... terima kasih mas, sangat bermanfaat.
ReplyDeleteAyolah mbak...
DeleteDuh belum pede ngirim tulisannya
ReplyDeleteKapan pedenya bang?
DeleteSaya nanti coba untuk kirim tulisan ke sana ah. Makasi infonya, jadi semangat untuk nulis lagi.
ReplyDeleteSelamat mencoba mas.
Deleteterima kasih infonya, mau nyoba kirim
ReplyDeleteSip sip sip
DeleteHarus coba kirim jg ni biar bnyk yg baca tulisan kitah
ReplyDeleteYuk... Ramein.
DeleteGimana caranya berkirim tulisan di majalah hadila kak?
ReplyDeleteKirim saja tulisan via email...
Delete