Coretan Basayev: Juli 2018

Cerpen Cak Heru di Freunde


Sebagai pembuka antologi fiksi ODOP 4, ada cerpen karya Cak Heru Sang Amurwabhumi. Kemampuan mengolah kata sang mahadewa ini tidak perlu diragukan lagi. Cak Heru mengawali cerpennya dengan petikan Serat Centhini I pupuh III - 24 Megatruh, yang menukil sebuah simpul sejarah yang mengatakan bahwa Majapahit di ambang kehancuran, dan penyebabnya adalah anak dari sang raja sendiri, Raden Patah! Setuju tidak setuju, inilah simpulan pemahaman yang tercetus dari berbagai kitab jawa yang sejalur dengan Babad Tanah Jawa, yakni Demak adalah penyebab kehancuran Majapahit. Meski beberapa kajian menemukan fakta bahwa perang saudaralah yang meretakkan kekuatan kerajaan besar tanahair itu. Ah, sudahlah, bukan itu yang mau saya bahas di sini. Saya hanya mau sedikit kepo pada cerpen berjudul sengkala Sirna Ilang Kertaning Bhumi ini.

Sebagaimana kesepakatan para kontributor Freunde, bahwa cerpen yang dibukukan kali ini bertemakan persahabatan dan petualangan, maka saya pun akan menelusur mengapa Cak Heru mengangkat kisah sejarah ini untuk Freunde. Adalah Sabda Palon, sosok yang disebut sebagai pamomong Bathara ring Wilwatikta, mengunjungi sahabatnya, Sayyid Ali Rahmad atau yang kita kenal sebagai Sunan Ampel, di jagad suwung semadinya. Dan di sinilah letak penapakan tema persahabatan yang Cak Heru gulirkan. Persahabatan antara pamomong umat Hindu-Budha-Syiwa (Syiwa Sogata) dengan sesepuh para wali penyebar Islam di Tanah Jawadwipa. Sabda Palon dengan kegelisahannya karena mendapat pawisik akan meredupnya bagaskara di atas cakrawala Trowulan yang tertutup awan hitam, lalu muncul bulan sabit bersanding bintang. Dan, Sayyid Ali Rahmad, yang menenangkannya, bahwa Islam adalah rahmatan lil alamin, yang tidak disebarkan dengan darah, tetapi lebih mengedepankan kasih sayang.

Secara utuh, kisah yang disajikan Cak Heru sudah sangat apik. Kedua sahabat itu saling menjaga, saling menghargai, dan saling menenangkan. Toleransi yang dijunjung tinggi. Budi luhur yang selalu dikedepankan.

Membaca kisah ini, kita akan menikmati sajian historical fiction yang kaya akan diksi apik dan kosakata yang membuka mata. Sirna ilang kertaning bhumi, penanda masa yang mengakhiri kejayaan Majapahit, digantikan kukuhnya Demak Bintoro.

Cerpen Cak Heru yang berlatar sejarah, tentu memberi sentuhan warna tersendiri pada kumpulan cerpen Freunde. Anda harus melahapnya, menikmatinya, menyesap keseruannya. Soal kualitas tulisan Cak Heru, siapa sih yang meragukan? Anda bisa baca karya-karya beliau di sini, blog yang kaya akan nilai sastra dan sejarah.

Sambutlah, Freunde memang sangat layak Anda miliki untuk melengkapi koleksi buku pribadi. Selain karya Cak Heru, masih ada 20 lagi kisah seru dari kontributor yang kesemuanya adalah anggota One Day One Post Community.

Buku setebal 276 halaman ini diterbitkan oleh Embrio Publisher, Sidoarjo, dan bisa didapatkan dengan harga 60 ribu rupiah. Silakan hubungi WhatsApp dengan nomor 08179994960 untuk mendapatkannya.

Niat Buruk


Saat saya kerja ikut paman berdagang pakaian bekas di Pasar Senen, Jakarta Pusat, saya memiliki sampingan jualan pulsa. Pelanggannya teman-teman pedagang, meski banyak yang mengutang, tapi alhamdulillah saya bisa mendapat hasil tambahan dari situ.

Pada suatu kali, saya terkejut saat tiba-tiba ada saldo deposit masuk ke nomor seluler yang saya pakai jualan pulsa. Jumlahnya Rp500.000. Saya sempat bingung, tetapi karena banyaknya yang beli pulsa, saldo deposit yang tidak jelas asalnya itu saya pakai juga, sampai habis dan tidak ada pemberitahuan apa pun dari upline tempat saya biasa isi saldo deposit.

Ketika saldo habis, saya sempat cerita ke teman kos saya. Teman saya mengatakan bahwa itu rezeki saya. Dia juga berkata bahwa sebaiknya pindah tempat belanja saldo di server lain saja, biar tidak ditagih deposit nyasar itu. Saya juga mulai berpikir serupa.

Maka besoknya, saya mengajak teman kos saya itu ke ITC Cempaka Mas untuk mendaftar jadi agen pulsa di server lain. Mungkin memang benar, kalau saya tidak pindah tempat belanja deposit, maka saldo nyasar itu pasti ditagih.

Ketika berboncengan naik motor, tiba-tiba ada polisi lalu lintas mengadakan operasi. Dan sialnya, kami berdua memang tidak punya SIM waktu itu. Akhirnya kami kena tilang dan harus membayar Rp30.000 kepada polisi agar terbebas tilangnya.



Sesampainya di ITC Cempaka Mas, kami mampir ke counter yang menjual aksesori handphone, hendak membeli beberapa keperluan. Saat itulah, sebuah pajangan kaca di dekat kami terjatuh dan pecah. Kami tidak merasa menyenggolnya, tetapi pemilik counter menuduh kami yang menyebabkannya jatuh dan minta ganti rugi. Merasa tidak bersalah, kami berhasil mengelak dari tuduhan.

Kami segera menuju counter tempat mendaftar agen pulsa. Tapi sayangnya tutup waktu itu. Akhirnya kami pulang tanpa hasil.

Di sebuah tikungan, saat menyalip sebuah mobil, motor yang kami kendarai menyenggol spion mobil dan menimbulkan suara benturan hingga pemilik mobil berteriak marah. Kami tidak peduli dan langsung kabur.

Sesampai di kamar kos, teman saya berkata, bahwa sebaiknya kembali belanja deposit ke tempat biasa saja. Dia bilang, niat buruk menghindari tagihan deposit nyasar ternyata membawa kesialan. Saya juga mulai memikirkan hal itu. Perjalanan ke ITC Cempaka Mas tadi penuh kesialan.

Saya beristigfar. Rupanya Allah menegur saya yang mempunyai niat tidak baik itu. Akhirnya, saya memutuskan kembali belanja saldo deposit pulsa di tempat biasa. Saya juga jujur menceritakan bahwa telah mendapat deposit nyasar. Pemilik counter tempat saya belanja pun baru sadar memang ada kesalahan pengiriman deposit.

Saya bersyukur tidak jadi pindah tempat belanja. Semoga Allah mengampuni niat buruk saya itu. Semua kini menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi saya tentang kejujuran. <>

Dimuat di majalah Hadila edisi 132, bulan Juni 2018 halaman 53 pada rubrik Pengalaman Rohani. Honor 100.000 dan mendapat 2 eks majalah bukti terbit.

Kiriman 2 eks majalah bukti terbit

Honor ditransfer ke rekening bank