√ COD Basah - Coretan Basayev

COD Basah


Genduk Nicole yang masih duduk di bangku SMA mencari uang jajan tambahan dengan menjadi reseller produk kecantikan yang dijual tetangganya.

Bermodal gawai android, ia mengunggah iklan di media sosial.

Sudah cukup banyak produk yang berhasil dijualnya. Seperti pada Minggu pagi yang cerah itu, ia bersiap untuk pertemuan dengan pemesan dagangannya atau biasa disebut cash on delivery (COD). Ia janjian dengan calon konsumen bernama Lady Cempluk di Alun-alun Sukoharjo.

Alun-alun sepi sekali. Padahal sebelum ada pandemi Covid-19, tiap Minggu pagi ada car free day (CFD) dengan pengunjung yang luar biasa banyak. Biasanya, pedagang kaki lima menggelar bermacam dagangan di sepanjang tepi alun-alun dan pinggir jalan. Kini meski masuk masa kenormalan baru, pemerintah daerah belum membuka CFD lagi.

Nicole melihat beberapa petugas memanfaatkan mobil pemadam kebakaran untuk menyirami tepi alun-alun. Ia memilih menghentikan motor di tepi sebelah selatan yang sudah basah tanahnya. Setelah menyetandarkan motor, ia membuka gawai dan menulis pesan kepada Cempluk untuk mengabarkan ia sudah menunggu di alun-alun.



Sambil menunggu kedatangan Lady Cempluk, Nicole membuka Facebook dan membaca unggahan teman-temannya. Terkadang ia tersenyum sendiri membaca komentar yang lucu. Tanpa disadarinya, mobil pemadam yang menyemprotkan air mendekati tempatnya.

Dan byuuur! Nicole gelagapan saat semburan air itu menghujaninya.

“Ya Allah, Pak, kok saya digebyur banyu?” Nicole berseru kesal. Tapi mobil itu sudah menjauh. Ia kibas-kibas bajunya yang basah kuyub. Gawainya juga dilap dengan tangan. Bersamaan dengan itu, sebuah motor mendekat.

“Mbak Nicole, ya? Saya Cempluk yang mau COD,” kata seorang perempuan muda yang turun dari jok belakang motor itu. Cempluk datang bersama pacarnya yang bernama Jon Koplo.

“Oh, iya, Mbak. Sebentar, ya.” Nicole membuka jok motor dan mengeluarkan tas kresek berisi pesanan Cempluk.

“Kok basah-basahan, Mbak?” Jon Koplo berkomentar melihat Nicole yang basah kuyub.

“Iya, Mas, disemprot mobil itu tadi,” jawab Nicole setengah malu sambil menunjuk mobil pemadam yang menjauh. “Padahal saya milih nunggu di sini karena tanahnya sudah basah, saya pikir tidak disentor lagi.”



“Tiap Minggu pagi memang alun-alun disemprot, Mbak. Buat ngusir pedagang yang nekat jualan dan anak muda yang pada nongkrong. Biar tidak ada kerumunan, biar tidak pada kena corona, Mbak,” kata Jon Koplo menjelaskan.

“Oh, begitu, ya, Mas? Tapi kan di sini tadi sudah disentor, pikir saya tidak muter sini lagi.”

“Kalau masih terlihat ada orang, mereka akan menyemprot ulang terus, Mbak. Makanya transaksinya dipercepat saja sebelum mobilnya muter ke sini lagi,” saran Koplo.

Mendengar anjuran Jon Koplo, Nicole dan Cempluk segera menuntaskan transaksi. Segera mereka meninggalkan alun-alun sebelum petugas itu mendekat lagi. Nicole yang masih agak kesal sempat tersenyum sendiri. “Jangan-jangan, mobil itu tahu kalau aku belum mandi. Asem, asem.”

Pengirim: Wakhid Syamsudin 

Weru, Sukoharjo



Get notifications from this blog

Jangan lupa beri komentar, ya... Semoga jadi ajang silaturahim kita.