√ Obat Kangen Ketengilan Wiro Sableng - Coretan Basayev

Obat Kangen Ketengilan Wiro Sableng



Jujur, saya adalah salah satu manusia waras yang menunggu diputarnya film laga gila-gilaan ini. Siapa sih yang tidak kenal nama besar Wiro Sableng sang Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212? Jagat film laga alias dunia persilatan sudah berulang kali menampilkan karakter besutan Bastian Tito ini baik dalam film layar lebar maupun sinetron. Kali ini, tokoh tengil Wiro Sableng hadir kembali dengan kemasan teranyar, diperankan langsung oleh anak dari sang penulis novel, yakni Vino G. Bastian. Saya pernah menulisnya dulu di sini.

Saya tidak berekspektasi tinggi-tinggi meski dikabarkan film Wiro Sableng terbaru ini bekerja sama dengan 20th Century Fox. Saya menunggu hanya untuk bernostalgia, mengobati kangen dengan karakter sableng yang semasa kecil menemani dunia baca saya ini. Dan akhirnya, saya berkesempatan menontonnya di bioskop bersama adik saya, yang konon juga menyukai film laga kolosal semacam ini, meski bukan di hari pertama tayang. Nonton awal September tapi bikin review di bulan Oktober. Tak apalah ya ....


Film ini disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko, mengetengahkan kisah dari Wiro kecil saat ditinggal tewas kedua orangtuanya yang dibunuh Mahesa Birawa yang diperankan dengan sangar oleh Yayan Ruhian. Seperti sudah diketahui bersama, Wiro ditolong oleh Sinto Gendeng yang kemudian mengangkatnya menjadi murid, menurunkan semua ilmunya, bahkan mewariskan Kapak Maut 212 dan batu hitam pasangannya. Sinto Gendeng yang sukses digendengkan oleh Ruth Marini ini kemudian memerintahkan Wiro turun gunung dan mencari muridnya yang berkhianat, yakni Mahesa Birawa.


Ceritanya sih memang sudah bisa ditebak kemana arahnya. Wiro mencari Mahesa Birawa untuk menghentikan kejahatannya. Terlebih, dia terlibat dalam sebuah proyek besar dengan tagar #GantiPresiden, eh, ganti raja alias pemberontakan. Dalam perjalanannya mencari Mahesa Birawa, Wiro terlibat dalam suatu petualangan seru bersama dua sahabat barunya Anggini, murid Dewa Tuak, yang diperankan Sherina Munaf, Bujang Gila Tapak Sakti dengan pemeran Fariz Alfarazi, dan ada atlet taekwondo Aghniny Harque sebagai Rara Murni. Selain itu, Wiro juga dibantu Bidadari Angin Timur yang diperankan Marsha Timothy, yang muncul saat sang pendekar terdesak. Pada akhirnya Wiro bukan hanya menguak rencana keji Mahesa Birawa dan komplotannya, tetapi juga menemukan esensi sejati seorang pendekar.

Adegan demi adegan tampil dengan baik dan saya menikmatinya. Guyonan asal ceplos yang disajikan juga sukses membuat saya tergelak. Dari lupanya Sinto Gendeng saat adegan mewariskan batu hitam, guyonan nama Syahrini, kemunculan Ken Ken (tahu, kan?), bahkan ketengilan saat terjadi perkelahian di kedai makan, semua lucu menurut saya.


Soal keseruan laga pertarungannya, tidak usah diragukan. Keputusan untuk merekrut Yayan Ruhian bersama Chan Man Ching (menangani adegan laga di Rush Hour dan Hellboy II: The Golden Army) menyajikan koreografi laga yang mengesankan. Tentu saja ke-alay-an ala sinetronnya dihilangkan, tidak ada efek-efek sinar berlebihan dari setiap jurus yang digunakan, apalagi penyebutan nama jurus atau ajian. Juga tidak dijumpai Wiro yang suka lari-lari di udara seperti pada sinetronnya dulu.



Bernostalgia dan terhibur, hasil usaha keras trio penulis skenario; Sheila Timothy, Tumpal Tampubolon, beserta Seno Gumira Ajidarma ini sanggup menyajikan kisah yang apik, meski terlalu memaksakan banyak tokoh yang muncul begitu saja. Film berdurasi 2 jam-an ini mengadaptasi setidaknya 4 episode dari versi novel, yakni Empat Berewok dari Goa Sanggreng, Maut Bernyanyi di Pajajaran, Dendam Orang-orang Sakti, dan Keris Tumbal Wilayuda.

Secara keseluruhan, film sudah bagus. Hanya saja saya belum melihat Kapak 212 sebagai senjata yang benar-benar sakti. Rasanya tanpa kapak itu pun tidak akan berpengaruh apapun pada kisah ini. Kekalahan Mahesa Birawa juga tidak menunjukkan kehebatan Wiro sebagai tokoh pendekar utama. Tapi Vino G. Bastian terhitung sukseslah dalam peran tengilnya kali ini.

Terima kasih buat Sheila Timothy sebagai produser, yang sudah mengangkat lagi kisah ini. Semoga ke depan, makin banyak jagoan atau pendekar tanah air yang diangkat lagi ke layar lebar. Dan saya siap menantikannya.


Get notifications from this blog

9 komentar

  1. menurutku, ini wiro sablengnya terlalu ganteng mass :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. He is my idol...hehehehehe..saya suka karakter Vino G

      Hapus
    2. Kalau nurut versi aslinya kan emang ganteng, makanya banyak yg naksir kyk kalian bedua. :p

      Hapus
  2. Saya nggak nonton. Terimakasih sudah direview mas.

    BalasHapus
  3. sheila timothy, kakaknya marsha timothy ya?
    eh OOT
    Saya suka baca bukunya dulu..
    Sama kayaknya dulu ada sinetronnya ya...

    BalasHapus
  4. Aku udah nonton. Tapi batu tau kalau Anggini itu diperankan Sherina 😆

    BalasHapus

Jangan lupa beri komentar, ya... Semoga jadi ajang silaturahim kita.