√ Balada Kartu Identitas Anak buat Haikal dan Humaira - Coretan Basayev

Balada Kartu Identitas Anak buat Haikal dan Humaira


Sebenarnya sudah lama saya mendapat informasi edaran agar anak usia di bawah 17 tahun dibuatkan KTP anak atau istilahnya KIA, Kartu Identitas Anak. Tapi baru hari ini saya bergerak ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sukoharjo untuk mendaftar pembuatan KIA buat Haikal dan Humaira.

Banyak warga di kampung saya sudah antusias membuatkan KIA sejak awal informasi diterima. Saya saja yang enggan untuk buru-buru. Sebenarnya buat apa sih anak-anak musti dibuatkan KTP? Seberapa penting?

Penerbitan KIA oleh pemerintah ini didasarkan Permendagri Nomor 2 Tahun 2016 tentang Kartu Identitas Anak. KTP anak ini terdiri dari 2 jenis berdasarkan usia, yakni usia 0-5 tahun dan 5-7 tahun. Konon semua ini bertujuan untuk mendorong peningkatan pendataan, perlindungan, dan pemenuhan hak konstitusional anak.

Bagi anak yang baru lahir, KTP anak ini akan diterbitkan bersamaan penerbitan akte kelahiran. Sementara yang berusia di bawah 5 tahun dan belum memiliki KIA bisa mengajukan pembuatan dengan memenuhi persyaratan berikut:

a. Fotokopi kutipan akta kelahiran
b. Fotokopi Kartu Keluarga
c. Fotokopi KTP orangtua
d. Mengisi formulir


Dan untuk usia di atas 5 tahun harus menyertakan pas foto 3x4 sebanyak 2 lembar.

Berbekal kelengkapan tersebut berangkatlah saya ke Kantor Dispendukcapil Sukoharjo. Cuaca mulai mendung lagi ini....

Saya sampai di Kantor Dispendukcapil pukul 10.40 WIB dan langsung menuju loket yang mengurusi akte dkk. Tapi dasar nasib lagi kurang beruntung rupanya, di pintu masuk ruangan tertulis:

MULAI TANGGAL 13 NOPEMBER 2017 PENDAFTARAN KARTU IDENTITAS ANAK (KIA) DIHENTIKAN


Waduh... baru juga belum lama dibuka layanannya, tapi sekarang? Segera saya tanya ke Mbak Petugas yang berjilbab dan berkacamata, dan beliaunya hanya menjawab, "Nanti kalau sudah bisa melayani lagi akan ada pengumuman."

Wah, akhirnya saya memupus harap untuk bisa mendapatkan KIA sesegera mungkin buat Haikal dan Humaira. Sementara di depan saya lewatlah sepasang suami istri muda bersama seorang anak usia sekitar 5 tahunan, dengan kesal memaki-maki. "Sial. Disuruh kesini lagi tanggal sekian. Blangko habis katanya."

Wah, wah. Ya sudahlah. Saya pulang dengan tangan hampa.

Barangkali nasihat yang bisa kita ambil sebagai pembelajaran adalah, jangan suka menunda-nunda karena bisa jadi kita akan kehabisan. Apapun itu. Karena terlambat itu menyesekkan.

Get notifications from this blog

6 komentar

  1. Menunda pekerjaan yg bisa kita lakukan saat ini sama dengan membuang kesempatan

    BalasHapus
  2. Wah, saya malah kudet klo ada KIA ini...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berarti postingan kali ini informatif sekali. Hehe

      Hapus
  3. Iya saya juga baru tahu. Syukran inponya 😊

    BalasHapus

Jangan lupa beri komentar, ya... Semoga jadi ajang silaturahim kita.