Coretan Basayev: Januari 2016

Spasi Dua


Anak yang pintar sekolahnya kadang juga ada yang tidak tahu suatu hal yang sepele, seperti yang terjadi pada Gendhuk Nicole ini. ABG yang sekolah di salah satu SMP favorit di Tawangsari ini baru saja selesai mengikuti kegiatan wisata dan harus membuat karya tulis sebagai kelengkapan tugas sekolah.

Beberapa hari yang lalu, dia ke tempat rentalan untuk menyelesaikan karya tulis dan menge-print serta menjilidnya. Karena ada beberapa penjelasan yang belum lengkap maka ia minta tolong pada Jon Koplo, pemilik rentalan agar mencarikannya di Internet.

Tak lama kemudian, Gendhuk Nicole sibuk mengedit naskah hasil download-an Jon Koplo.

"Masih kurang apa lagi, Mbak?" tanya Koplo ketika dilihatnya Gendhuk Nicole masih serius mengedit naskahnya.

"Sebentar ya, Mas, lagi nambahi spasi. Yang sudah kukerjakan dari rumah sudah spasi dua semua kok. Tinggal tambahan yang ini," jawab Gendhuk Nicole tanpa mengalihkan pandangan dari layar komputer.

Koplo justru tidak ngeh dengan maksud Gendhuk, maka ia segera melihat ke layar komputer itu. "Lho! Kenapa kamu tambahi spasi seperti itu semua?"

"Syarat penulisan karya tulisnya harus spasi dua, Mas," jawabnya tanpa merasa ada yang janggal.

Saknalika Jon Koplo cekikikan merasakan ada yang lucu. "Woalah, kamu salah, Mbak. Spasi dua bukan dengan nambahi spasi di antara kata seperti itu..."

Usut punya usut, Gendhuk Nicole ternyata salah memahami spasi dua pada syarat penulisan, akhirnya Jon Koplo menjelaskan bahwa spasi dua adalah mengatur jarak antar baris yang dilakukan lewat pengaturan spasi, bukan menambahi spasi lagi pada jarak antar kata.

Gendhuk Nicole mulai paham dan merasa malu, ternyata hal sepele seperti itu dia tidak tahu. Terbayang betapa kemarin ia harus mengetik belasan halaman A4 dengan menambahi spasi tiap jarak kata. Ia pun senyum-senyum malu saat Jon Koplo mulai mengatur setting pada tulisannya.

Wakhid Syamsudin
Sidowayah RT 01/06 Ngreco, Weru, Sukoharjo 57562

Dimuat di harian Solopos edisi Rabu Wage, 20 Januari 2016