Tulisan Pertamaku di Solopos
Awalnya, aku melihat link di Facebook dari akunnya Mbak Fitri Elfad Burhani yang memamerkan tulisan ringannya di rubrik Ah Tenane koran Solopos yang berjudul Kaos Kaki Selen. Sebagai warga Solo tentu aku tak asing lagi dengan Solopos maupun rubriknya Ah Tenane. Yaitu rubrik kisah singkat, diangkat dari kisah nyata yang unik, yang nama tokoh ceritanya harus diganti dengan Jon Koplo, Tom Gembus, Lady Cempluk dan Gendhuk Nicole.
Membaca kisah yang diceritakan Mbak Fitri yang cukup sederhana, maka timbullah keinginanku menulis juga untuk Ah Tenane. Idenya sudah ada. Bahkan masih anget di otakku.
Pakai Batu Saja, judul kisah Ah Tenane yang kukirim ke Solopos lewat email. Idenya muncul gara-gara aku mau usilin ponakanku Hanun anak Mas Tri Rahmidi yang kerepotan buka sabun cairnya. Jadilah cerita sederhana ini.
Alhamdulillah, saat aku browsing website Solopos, kulihat judul kisah yang kukirim terpampang di deretan cerita Ah Tenane. Lekas kuklik dan terpampanglah kisah yang kukirim, meski dengan campur tangan editor Solopos.
Senang sekali, meski kisah sederhana yang kukirim dan bukan fiksi berat semacam cerpen. Setidaknya buat menambah semangat menulis. Dan alhamdulillah ada honornya, lumayan bisa buat jajan sama anak-istri. Hmm..., kayaknya aku ketagihan deh pengin nulis lagi. Hehehe.
Yang mau baca Ah Tenane yang kukirim, klik di sini saja.
Membaca kisah yang diceritakan Mbak Fitri yang cukup sederhana, maka timbullah keinginanku menulis juga untuk Ah Tenane. Idenya sudah ada. Bahkan masih anget di otakku.
Pakai Batu Saja, judul kisah Ah Tenane yang kukirim ke Solopos lewat email. Idenya muncul gara-gara aku mau usilin ponakanku Hanun anak Mas Tri Rahmidi yang kerepotan buka sabun cairnya. Jadilah cerita sederhana ini.
Alhamdulillah, saat aku browsing website Solopos, kulihat judul kisah yang kukirim terpampang di deretan cerita Ah Tenane. Lekas kuklik dan terpampanglah kisah yang kukirim, meski dengan campur tangan editor Solopos.
Senang sekali, meski kisah sederhana yang kukirim dan bukan fiksi berat semacam cerpen. Setidaknya buat menambah semangat menulis. Dan alhamdulillah ada honornya, lumayan bisa buat jajan sama anak-istri. Hmm..., kayaknya aku ketagihan deh pengin nulis lagi. Hehehe.
Yang mau baca Ah Tenane yang kukirim, klik di sini saja.